Header Ads


Bencana

 
Oleh: Jamil Ade SPd MPd
(Praktisi Pendidikan Kepulauan Buton)
 


Bencana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya bagi pemimpin yang tidak jujur akan menimbulkan bencana bagi negara dan bangsa.

Bencana merupakan hal yang tidak disukai oleh semua orang. Apalagi menimpa diri sendiri, keluarga, orang yang sangat dicintai, atau bahkan kerugian harta benda. Bencana akan datang kapan pun, dimana saja, dan akan menimpa siapa saja.

Ketika bencana datang, tidak ada seorang pun yang dapat menghindar. Kalaupun masih bisa menghindar dari bencana, berarti memang belum saatnya seseorang itu tertimpa bencana.

Bencana bisa saja terjadi disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun manusia. Bencana alam silih berganti menimpa negeri ini.

Bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak Januari hingga Juni 2021 sebanyak 1.441 peristiwa. Mulai dari tanah longsor 293 kejadian, kebakaran hutan 109 kejadian, banjir 599 kejadian, dan puting beliung 398 kejadian, gempa bumi sebanyak 20 kali. (BNPB, 19/06/2021).

Akibat bencana alam 5,3 juta orang mengungsi, 12,8 ribu orang luka-luka, 69 orang dinyatakan hilang, dan 493 lainnya meninggal dunia.Belum lagi 135,5 ribu rumah rusak, fasilitas umum rusak sebanyak 2,9 ribu unit. Semantara perkantoran dan jembatan yang rusak masing-masing sebanyak 492 unit dan 283 unit. Dari semua peristiwa bencana yang menimpa manusia pada dasarnya adalah kehendak Allah SWT.

Bencana bagi orang yang beriman adalah perkara yang wajib diimani. Karena tidak ada satu pun bencana yang terjadi, kecuali semua telah ditakdirkan oleh Allah SWT.

Namun, kita bukan untuk meratapi dan menyesali mengapa bencana terjadi. Tetapi ada perkara yang harus disadari oleh manusia khususnya ummat Islam bahwa bencana terjadi bisa jadi akibat ulah dan perbuatan manusia juga.

Inilah yang diingatkan Allah SWT kepada manusia atas bencana yang menimpa kita. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar-rum (41) :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ


Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).  

(Telah tampak kerusakan di darat) disebabkan terhentinya hujan dan menipisnya tumbuh-tumbuhan (dan di laut) maksudnya di negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi kering (disebabkan perbuatan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca liyudziiqahum dan linudziiqahum; kalau dibaca linudziiqahum artinya supaya Kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali) supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat. (Tafsir Imam Jalalain).

Jadi, berbagai musibah yang terjadi termasuk di Negeri ini, tidak lepas dari banyaknya kemaksiyatan yang terjadi dan dilakukan bahkan secara terang-terangan baik secara individu, masyarakat, maupun oleh Negara.

Jika kita ingin mengharap negeri kita menjadi sebuah negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, dan terlepas dari berbagai macam bencana akibat ulah perbuatan manusia, maka tidak ada jalan lain kecuali kita segera bertobat dan kembali kepada Islam dan seluruh ajaran-Nya dengan menerapkan hukum Al-Qur’an dan Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan manusia khususnya ummat Islam. Wallahualam bissawab.(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.