Kinetika Surgawi
Pernahkah kita membayangkan jika suatu ketika perjalanan wisata berkembang menjadikan perjalanan antar planet sebagai destinasi wisata? Tentu ini akan menjadi peristiwa yang langka, yang mungkin hanya diminati oleh segelintir manusia. Ya, khususnya tentu para astronot.
Sementara itu bos SpaceX, Elon Musk sudah sejak lama mengungkapkan idenya untuk manusia bisa pindah ke Mars. Dengan alasan demi kelangsungan peradaban sebab Matahari disebut akan menelan Bumi dan planet ini akan hancur.
Selain mahal, perjalanan semacam itu membutuhkan nyali yang besar, serta waktu tempuh yang lumayan lama.
Jumlah waktu yang dibutuhkan dari Bumi untuk sampai ke planet lain berbeda-beda pada setiap perjalanan. Itu tergantung pada posisi planet pada satu waktu, karena jarak antara planet dan Bumi terus berubah.
Pada tahun 2008, seorang pebinsis asal kelahiran London, Inggris Richard Branson menguraikan visinya di masa depan, yang dinamai Virgin Galactic. Visi itu merupakan keinginan untuk mengembangkan hotel di luar angkasa.
Perjalanan tersebut disimulasikan akan memakan waktu yang bervariasi tergantung wahana transportasi yang digunakan. Ada misi ke Bulan 1 tahun, jika menggunakan teknologi SMART-1 ESA, ada misi 5 hari menggunakan teknologi antariksa China Chang’e-1, ada misi 36 jam menggunakan wahana teknologi dari Uni Soviet, yakni Luna 1, serta ada misi 8 jam menggunakan wahana antariksa milik NASA, New Horizons.
Kemudian perjalanan ke Mars dari Bumi bisa memakan waktu antara enam dan delapan bulan. Itu sedikit lebih lama dari yang dibutuhkan astronot untuk mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Lama perjalanan ini berhubungan dengan kesiapan wahana transportasi yang sangat terbatas kecepatannya. Kita tahu saat ini, pendekatan kecepatan cahaya telah menjadi salah satu perbandingan dalam menghasilkan berbagai objek luar angkasa.
Kita tahu, cahaya bergerak dengan kecepatan 186.000 mil per detik
(300.000 kilometer per detik), sehingga dapat pergi dari Bumi ke Bulan
hanya dalam waktu satu detik.
Salah satu objek buatan manusia
tercepat saat ini adalah pesawat luar angkasa, dengan menggunakan roket
untuk membebaskan diri dari gravitasi bumi, yang membutuhkan kecepatan
25.000 mph (40.000 km/jam).
Adapun pesawat luar angkasa yang
dianggap tercepat adalah Parker Solar Probe milik NASA. Telah
diluncurkan dari Bumi pada 2018, kemudian menelusuri atmosfer Matahari
dan menggunakan gravitasi Matahari untuk mencapai 330.000 mph (535.000
km/jam).
Tentu, itu sangat cepat, namun hanya 0,05% dari
kecepatan cahaya. Pertanyaannya: apa yang membuat manusia sulit untuk
mencapai 1% dari kecepatan cahaya?
Ternyata jawabannya adalah
faktor energi. Bahwasanya semua benda yang bergerak memiliki energi
karena gerakannya. Para fisikawan menyebutnya sebagai energi kinetik.
Formulanya adalah untuk melaju lebih cepat, maka anda perlu meningkatkan
energi kinetik.
Salah satu cara yang diproyeksikan saat ini
untuk membuat sesuatu bergerak sangat cepat adalah dengan menggunakan
layar surya yang menempel pada pesawat ruang angkasa dan dirancang agar
sinar matahari dapat mendorongnya, seperti angin di layar normal.
Dengan
pemanfaatan layar surya ini, para ilmuwan memiliki ekspektasi untuk
menghasilkan energi kinetik yang dapat mendorong pesawat ruang angkasa
hingga 10% dari kecepatan cahaya .
Jika umat manusia masih
terbatas pada sebagian kecil dari kecepatan cahaya, maka mimpi berwisata
dengan destinasi ke planet-planet dan bintang-bintang sulit bahkan
tidak akan terwujud.
Namun, percayakah anda jika perjalanan antar planet dan bintang itu akan enteng dan menjadi tidak mustahil bila anda adalah seorang ahli surga?
Dalam Al-Qur’an, surga digambarkan seluas langit dan bumi (Al-A’raf: 133, Al-Hadid: 21), sehingga dalam hitungan para ahli perbintangan luas surga sekira 13.000.000.000 tahun cahaya.
Dalam suatu riwayat (Imam at-Tirmidzi), “Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, Ya Rasulullah, adakah di dalam surga kuda? Rasulullah menjawab: mudah-mudahan Allah memasukkan engkau dalam surga, maka engkau akan mendapat kendaraan berupa kuda yang terbuat dari Yaquut (permata mahal) berwarna merah, engkau dapat terbang dengannya di dalam surga kemana saja engkau kehendaki. Lalu bertanya pula seorang laki-laki lain: Ya Rasulullah, adakah di dalam surga unta? Berkata Rasulullah: mudah-mudahan Allah memasukkan engkau dalam surga, dan di dalamnya engkau akan mendapatkan apa saja yang diinginkan oleh keinginanmu dan apa saja yang disenangi oleh matamu.”
Hadits di atas juga terdapat dalam hadits lainnya yang menyatakan adanya kendaraan dalam surga. Oleh karena bangsa Arab belum mengenal kendaraan lain selain kuda dan unta atau semisalnya, maka Rasulullah menerangkan kendaraan surga dengan sebutan kuda atau unta. Namun dengan spesifikasi yang unik laksana burung, yakni bisa terbang ke destinasi mana saja sesuai keinginan para ahli surga atas izin Allah SWT.
Kendaraan tersebut disebutkan oleh Rasulullah, selain bisa terbang juga terbuat dari desain yang sangat modern, yakni dari permata termahal.
Dalam beberapa hadits lainnya diterangkan bahwa kendaraan yang dimaksud tidak buang air besar dan tidak buang air kecil. Suatu kendaraan yang dapat terbang tanpa bahan bakar seperti yang kita bayangkan saat ini dan tidak memiliki sistem buangan bahan bakar, sehingga kendaraan ini benar-benar ‘zero emission’.
Dengan demikian, pastilah kendaraan surga merupakan pesawat terbang tercanggih yang dijalankan berdasarkan kinetika dari iradah Allah SWT yang tak terbatas, dan diperuntukkan khusus kepada manusia-manusia ahli surga.
Wallahu a’lam.
*) Ketua MASIKA ICMI ORDA Wakatobi
Post a Comment