Harga Pangan Terus Naik, Butuh Solusi Yang Tepat
Oleh: Asham ummu Laila
Relawan Opini Sulawesi
Tenggara
Marhaban
ya Ramadhan . Selamat datang Ramadhan
bulan yang penuh rahmat dan ampunan, bulan yang penuh keberkahan
dilipat gandakannya berbagai amal kebajikan. Alhamdulillah mayoritas kaum
Muslim menyambut dengan penuh antusias,
sebagaimana yang disunahkan Rasulullah SAW. Sekalipun Ramadhan kali ini hampir tidak jauh
berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun
sebelumnya , yang selalu diiringi dengan naiknya harga pangan.
komisi
pengawas persaingan usaha (KPPU) menemukan komoditas daging ayam ,
bawang putih,cabai,gula,minyak goreng ,daging sapi,telur dan tepung terigu
selalu mengalami kenaikan harga tiap jelang Ramdhan. Padahal sebagian komoditas
tersebut belum menunjukan gejala
kelangkaan . Karena itu diduga ada
pelaku usaha yang sengaja
memanfaatkan momentum kenaikan dengan mengambil keuntungan secara
berlebihan . Kompas.com , Sabtu (2/4/2022).
Apa
yang menimpah masyarakat diawal April 2022 ini, ibarat sudah jatuh tertimpah
tangga pula kenaikan harga yang bersamaan, mulai dari persoalan minyak goreng, sembako
sampai pada BBM jenis pertamax. Kondisi ini pastinya akan menambah
beban ekonomi rakyat
terlebih rakyat yang tidak
memiliki pendapatan tetap dan ekonomi menengah kebawah. Juga tidak bisa dipungkiri biasanya masalah
ekonomi inilah yang sering kali
memicuh munculnya masalah – masalah baru
yang berdampak buruk terhadap
kehidupan individu maupun
masyarakat.
Menurut
sistem kapitalis kenaikan harga kebutuhan pangan penyebabnya adalah kurang
tersedianya kebutuhan pangan komoditas tertentu dan ini dianggap sebagai
permasalahan ekonomi karena harga ditentukan atas dasar supplay(penawaran) dan
demand (permintaan) terhadap barang tersebut. oleh karenanya jika barang yang
ditawarkan jumlahnya banyak, sedangkan permintaannya sedikit, maka harga akan turun.
Demikian sebaliknya jika barang yang ditawarkan jumlahnya sedikit , sedangkan
permintaannya besar maka harga akan naik.
Namun
meskipun demikian, ternyata dalam praktiknya sukar sekali untuk mengukur
permintaan dan penawaran tersebut, atau untuk memprediksi kemana jumlah dan
harga itu bergerak. Hal ini disebabkan oleh , Pertama : negara kita masih
mengandalkan impor pada beberapa produk
pangan, dan adanya impor-impor tesebut akan mempengaruhi harga didalam negeri,
kedua : faktor spekulasi, yaitu adanya permainan harga dari pihak tertentu.
Kedua faktor tersebut akan selalu ada
pada negara yang menerapkan sistem kapitalis, termaksuk Indonesia. Karena itu
tidak mengherankan jika kebijakan-kebijakan yang diambil akan sangat
dipengaruhi oleh negara induk pengemban ideologi kapitalis misalnya Amerika.
Ironinya
naiknya bahan pangan dan BBM ini, seperti dianggap hal yang biasa terjadi,
karena masalah ini terus saja berulang apalagi naiknya bahan pangan hampir setiap menjelang bulan suci Ramadhan.
Kejadian ini sudah cukup menjadi bukti
bahwa sistem sekuler – kapitalis yang diterapkan hari ini terbukti tidak bisa
memberi solusi. Padahal sesungguhnya
kenaikan harga yang terus menerus akan
mengancam stabilitas ekonomi dan politik bangsa bahkan bisa menimbulkan
kekacauan dan krisis politik yang
memakan korban jiwa. Karena itu kita butuh solusi yang tepat untuk menuntaskan
masalah ini agar tidak terus berulang dan masyarakat bisa bernafas legah.
Sejatihnya
Islam adalah satu-satunya solusi yang tepat yang bisa menuntaskan harga pangan
yang sering naik. Dalam Islam, jika terjadi kenaikan harga yang disebabkan
karena kelangkaan dan penyebabnya adalah faktor alami maka masyarakat
dianjurkan untuk bersabar serta negara memiliki kewajiban mengatasi dengan mencari suplay dari daerah
lain dan jika seluruh wilayah dalam negeri keadaannya sama maka diselesaikan
dengan kebijakan impor dengan tetap meperhatikan produk dalam negeri. Tetapi
jika kenaikan harga disebabkan karena pelanggaran terhadap hukum syari’ah maka
pemerintah harus turun tangan agar hal tersebut tidak terjadi. Seperti yang di
contohkan Rasulullah SAW ketika beliau menjadi kepala negara, Rasulullah SAW
turun sendiri ke pasar melakukan inspeksi supaya tidak terjadi penipuan harga
atau alat tukar beliau juga melarang penimbunan
Dalam
hal tata kelola pangan, Islam menjamin terjangkau dan tersedianya kebutuhan
pangan bagi tiap orang dengan penetapan aturan tatakelola menurut Islam, selain
itu juga mewajibkan penguasa untuk menjamin tersedianya dan terjangkaunya bahan
pangan lainnya bagi rakyat dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Disampaing
itu agar pangan dapat terjangkau oleh
masyarakat maka Islam memberikan jaminan distribusi pangan yang baik disemua
wilayah dengan harga yang tarjangkau dan wajar.
Adapun
pematokan harga sesuatu hal yang tidak diperbolehkan. Islam malah
menekankan pada distribusi yang baik untuk mencegah terjadinya kelangkaan
produk yang sering memicuh kenaikan harga pangan dan menjaga keseimbangan
supply dan demand, hal ini dilakukan untuk mengendalikan harga dengan
selalu mengupayakan ketersediaan stok
cadangan guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan pangan sedini mungkin baik itu diakibatkan oleh
pengaruh cuaca atau permainan curang para spekulan.
Kemudian
untuk memastikan berjalannya aktifitas ekonomi dipasar sesuai syari’at Islam,
negara menempatkan qadhi hisbah ( al-muhtasib). Qadhi inilah yang memiliki kewenangan memberi
putusan terhadap penyimpangan yang bertentangan dengan syari’at secara
langsung dimanapun ia dapati tanpa
memerlukan adanya sidang pengadailan.
Demikianlah
Islam mengaturnya, dan ini akan bisa berjalan jika diterapkan dalam aturan
bernegara sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah dan para Khalifah
sesudahnya. Sehingga kebiasaan naiknya
harga yang terjadi tiap tahun menjelang Ramdhan akan finis. Wallahu’alam
Bishawab.
Post a Comment