Header Ads


Abdullah ibn `Umar Sahabat Malam

Ilustrasi seseorang yang berdo'a di malam gelap gulita


Abdullah ibn `Umar adalah seorang sahabat Nabi Muhammad yang terkenal dengan kebaikannya. Dia dikenal sebagai "Saudara Malam" karena dia sering menghabiskan malam hari dengan melakukan Salat, menangis dan memohon ampunan Allah serta membaca Al-Qur'an. Dia adalah putra dari `Umar ibn Al-Khattab, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka dan dekat dengan Nabi Muhammad.

Dari usia muda, Abdullah ibn `Umar menunjukkan keinginannya untuk selalu terlibat dalam segala kegiatan Nabi Muhammad. Dia menerima Islam sebelum berusia 10 tahun dan melakukan Hijrah bersama ayah dan saudarinya, Hafsah, yang kemudian menjadi istri Nabi Muhammad. Sebelum Uhud, Ibn `Umar juga diusir dari Pertempuran Badr, dan baru pada Pertempuran Parit dia dan Usamah ibn Zayd (keduanya sekarang berusia 15 tahun) dan lain-lain dari usia mereka diizinkan untuk bergabung dengan barisan pria yang mengambil bagian dalam menggali parit dan juga bertempur dalam pertempuran.

Dari waktu Hijrah hingga saat kematiannya (lebih dari 70 tahun kemudian), Ibn `Umar membedakan dirinya dalam pelayanan Islam. Dia dijuluki sebagai orang baik, putra orang baik, menurut Abu Musa Al-Ash`ari. Dia dikenal karena pengetahuannya, kerendahan hati, kemurahan hati, kesalehan, kejujuran, ketidakberpihakan, dan keteguhan dalam melakukan perbuatan ibadah.

Ibn `Umar belajar banyak dari ayahnya, `Umar ibn Al-Khattab. Keduanya belajar dari guru terbesar yaitu Muhammad Rasulullah. Abdullah akan mengamati dan memeriksa setiap ucapan dan tindakan Nabi dalam berbagai situasi dan dia akan mempraktikkan apa yang dia amati dengan cermat dan penuh pengabdian.

Contoh lain dari ketekunan Abdullah ibn `Umar dalam mengikuti jejak Nabi adalah ketika dia pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah. Setiap kali dia mencapai tempat bernama Dhu Tuwa di pinggiran kota suci itu, dia akan berhenti dan menunggu waktu maghrib. Setelah shalat maghrib, dia akan naik unta dan pergi ke Masjidil Haram. Di sana dia akan melakukan tawaf. Setelah itu dia akan mendekati Maqam Ibrahim dan mengucapkan doa yang dikatakan oleh Nabi: "Ambillah Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat." Dia kemudian akan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Setelah itu dia akan kembali ke tempat tawaf dan menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat padanya jika tidak dapat mencapainya karena kerumunan orang banyak.

Abdullah ibn `Umar juga dikenal karena ketekunannya dalam menjalankan sunnah Nabi Muhammad. Dia selalu berusaha untuk menjalankan sunnah tersebut dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Misalnya, jika Nabi Muhammad memotong kuku pada hari Jumat, maka Abdullah ibn `Umar juga akan memotong kukunya pada hari Jumat.

Selain itu, Abdullah ibn `Umar juga dikenal karena kejujurannya. Dia selalu berkata jujur meskipun hal tersebut dapat merugikannya sendiri. Suatu kali, saat ayahnya menjadi Khalifah, ada seorang wanita yang datang kepadanya untuk menuntut suaminya yang telah meninggalkannya selama beberapa tahun. Wanita tersebut mengatakan bahwa suaminya telah meninggal di tempat yang jauh dan meminta agar hak warisnya dibayarkan kepadanya.

`Umar bertanya kepada para saksi apakah mereka mengetahui bahwa suami wanita tersebut telah meninggal. Mereka menjawab bahwa mereka tidak mengetahuinya secara pasti tetapi mereka mendengar kabar bahwa suami wanita tersebut telah meninggal. `Umar kemudian berkata bahwa ia tidak dapat membayar hak waris kepada wanita tersebut karena tidak ada bukti yang pasti bahwa suaminya telah meninggal.

Abdullah ibn `Umar yang saat itu juga hadir berkata, "Wahai Amirul Mukminin, jika wanita tersebut bersumpah bahwa suaminya telah meninggal, maka bayarkanlah hak warisnya kepadanya." `Umar menjawab, "Wahai anakku, engkau tidak tahu bahwa sumpah itu adalah pintu untuk memasuki neraka." Abdullah ibn `Umar kemudian berkata, "Wahai Amirul Mukminin, aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa yang bersumpah untuk mendapatkan harta benda dengan tidak jujur, maka ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat sedangkan Allah murka kepadanya.'"

`Umar kemudian berkata, "Alhamdulillah yang telah memberikan kebenaran kepada kami melalui lidah anakku." Dia kemudian memerintahkan agar hak waris dibayarkan kepada wanita tersebut setelah ia bersumpah bahwa suaminya telah meninggal.

Abdullah ibn `Umar juga dikenal karena kemurahan hatinya. Dia sering memberikan sedekah kepada orang-orang miskin dan fakir. Suatu kali, saat dia sedang berjalan di pasar Madinah, dia melihat seorang budak yang dijual oleh tuannya. Budak tersebut memiliki bekas luka di wajahnya. Abdullah ibn `Umar bertanya kepada tuannya tentang bekas luka tersebut. Tuan budak tersebut menjawab bahwa budak tersebut sering sakit-sakitan dan tidak dapat bekerja dengan baik.

Abdullah ibn `Umar kemudian membeli budak tersebut dan memerintahkan agar dia dibebaskan. Dia juga memberikan uang kepada budak tersebut agar dia dapat memulai hidup baru sebagai orang merdeka.

Inilah beberapa contoh dari kehidupan Abdullah ibn `Umar yang menunjukkan betapa besar kebaikannya dan ketekunannya dalam mengikuti jejak Nabi Muhammad. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kehidupan beliau dan berusaha untuk meneladani sifat-sifat baik yang dimilikinya.[IDN]

Sumber: https://islamonline.net/en/abdullah-ibn-umar-brother-of-the-night/

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.