Header Ads


Metaverse: Mengubah Cara Ilmuwan Melihat dan Menciptakan Dunia?

Ilustrasi metaverse


IndonesiaNeo.com --- Sebuah artikel yang berjudul “The “Metaverse”: A Powerful Tool for Better Science” yang ditulis oleh Diego Gómez-Zará, seorang asisten profesor di Departemen Ilmu Komputer dan Teknik Universitas Notre Dame, bersama dengan Peter Schiffer (Departemen Fisika Terapan dan Departemen Fisika, Universitas Yale) dan Dashun Wang (Sekolah Teknik McCormick, Universitas Northwestern). Artikel ini diterbitkan di Nature Human Behavior pada tanggal 23 Juli 2023 (scitechdaily.com, 23/07/2023).

Artikel tersebut membahas tentang potensi dan tantangan yang ditimbulkan oleh metaverse, yaitu ruang virtual di mana pengguna dapat berinteraksi dalam lingkungan tiga dimensi dan melakukan tindakan yang memengaruhi dunia luar. Penulis berpendapat bahwa ilmuwan harus memanfaatkan metaverse untuk penelitian sambil juga mewaspadai bahaya yang mungkin terjadi saat bekerja di realitas virtual.

Penulis mengidentifikasi empat manfaat utama metaverse bagi ilmu pengetahuan. Pertama, metaverse dapat menghapus hambatan dan membuat ilmu pengetahuan lebih mudah diakses. Penulis memberikan beberapa contoh bagaimana para ilmuwan telah menggunakan lingkungan virtual dalam pekerjaan mereka, seperti replika digital laboratorium di University College London School of Pharmacy yang dapat dikunjungi dalam realitas virtual, atau pelatihan laboratorium virtual yang dikembangkan oleh Centers for Disease Control and Prevention yang mengajarkan ilmuwan muda di berbagai lokasi untuk mengenali bagian-bagian laboratorium dan bahkan melakukan prosedur darurat.

Kedua, metaverse dapat meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Penulis menjelaskan bahwa belajar dengan pengalaman dalam lingkungan virtual dapat membantu seseorang mencoba sesuatu dan membuat kesalahan tanpa konsekuensi yang merugikan, seperti dalam kasus pelatihan untuk menjadi ahli bedah. Selain itu, metaverse juga dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan kreativitas siswa.

Ketiga, metaverse dapat memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara ilmuwan dari berbagai bidang, disiplin, dan lokasi. Penulis menunjukkan bahwa metaverse dapat memungkinkan ilmuwan untuk berbagi data, ide, dan sumber daya secara lebih mudah dan efisien, serta menciptakan komunitas ilmiah yang lebih inklusif dan beragam.

Keempat, metaverse dapat memperluas kemampuan eksperimental dan komputasional ilmuwan. Penulis mencontohkan bahwa metaverse dapat memungkinkan ilmuwan untuk melakukan simulasi dan visualisasi yang lebih realistis dan imersif dari fenomena alam yang sulit diamati atau dimodifikasi dalam dunia nyata, seperti lubang hitam atau partikel subatomik.

Namun, penulis juga mengingatkan bahwa metaverse memiliki beberapa tantangan dan risiko yang harus diantisipasi dan dihindari oleh ilmuwan. Pertama, metaverse dapat menimbulkan masalah etika dan hukum yang berkaitan dengan privasi, keamanan, kepemilikan intelektual, dan tanggung jawab sosial dari penggunaan teknologi virtual. Penulis menyarankan agar ilmuwan harus mematuhi kode etik profesional dan standar hukum yang berlaku saat menggunakan metaverse untuk penelitian.

Kedua, metaverse dapat menimbulkan masalah kesehatan dan kesejahteraan yang berkaitan dengan efek samping fisik dan psikologis dari paparan jangka panjang terhadap realitas virtual. Penulis menyarankan agar ilmuwan harus memperhatikan keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di dalam dan di luar metaverse, serta menghindari kecanduan atau disosiasi dari dunia nyata.

Ketiga, metaverse dapat menimbulkan masalah kualitas dan validitas yang berkaitan dengan akurasi, reliabilitas, dan reproduktibilitas dari data dan hasil yang diperoleh dari lingkungan virtual. Penulis menyarankan agar ilmuwan harus menggunakan metode ilmiah yang ketat dan transparan saat melakukan penelitian di metaverse, serta memverifikasi dan membandingkan hasil mereka dengan sumber lain yang dapat dipercaya.

Keempat, metaverse dapat menimbulkan masalah keterampilan dan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan ilmuwan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan teknologi virtual yang terus berkembang. Penulis menyarankan agar ilmuwan harus meningkatkan literasi digital dan keterampilan antardisiplin mereka, serta bersedia belajar dan berkolaborasi dengan ahli lain dari bidang yang berbeda.

Artikel ini memberikan gambaran yang komprehensif dan kritis tentang metaverse sebagai alat yang kuat untuk ilmu pengetahuan yang lebih baik. Penulis berhasil menguraikan manfaat dan tantangan metaverse dengan jelas dan persuasif, serta memberikan saran dan rekomendasi yang bermanfaat bagi ilmuwan yang ingin menggunakan metaverse untuk penelitian. Artikel ini juga relevan dan aktual mengingat perkembangan dan popularitas metaverse di era digital saat ini. Artikel ini dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi ilmuwan, pendidik, mahasiswa, dan siapa pun yang tertarik dengan topik metaverse. [IDN]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.