Kenaikan Tunjangan Guru, Benarkah Meningkatkan Kesejahteraan?
Oleh: Rasyidah*)
IndonesiaNeo, OPINI - Persoalan tentang guru masih menjadi topik yang hangat dibicarakan di negeri ini terlebih terkait dengan kenaikan gaji yang katanya akan dinaikkan oleh presiden beberapa hari yang lalu.
Dilansir dari detik.com (31/11/2024) Presiden Prabowo Subianto mengumumkan akan menaikkan gaji guru pada puncak Hari Guru Nasional, Kamis (28/11/2024) lalu. Namun belakangan organisasi guru dan aktivis pendidikan mempertanyakan rencana tersebut.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengungkapkan pernyataan Prabowo tersebut dapat dimaknai berbeda oleh para guru di lapangan.
"Ini menimbulkan multi tafsir menimbulkan harap-harap cemas dan kegalauan dari para guru ASN," ujar Satriwan dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, (30/11/2024).
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, membeberkan persepsi yang muncul usai Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kenaikan gaji guru.
Dalam acara perayaan puncak Hari Guru Nasional di Velodrome, Jakarta Timur, Kamis, 28 November 2024, Prabowo mengatakan, guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mendapatkan tambahan penghasilan sebesar satu kali gaji pokok. Selain itu, tunjangan profesi bagi guru non-ASN akan meningkat menjadi Rp 2 juta per bulan. (Tempo.co, 2/12/2024).
Sejak dunia Islam, telah di porak-porandakan oleh pemikiran asing termasuk dari sistem pendidikannya yang di rusak oleh barat, hingga permasalahan guru menjadi cengkraman yang tak pernah usai.
Termasuk diantaranya adalah permasalahan terkait dengan perihal gaji guru yang tidak layak hingga saat ini. Melalui ungkapan presiden Prabowo di hadapan media terkait dengan kenaikan gaji guru Sebenarnya ini menjadi pertanyaan bagi kalangan guru apakah benar ini sebagai sinyal kesejahteraan atau hanya sekedar ilusi ?.
Masih menjadi pertanyaan besar. Benar kah jika kenaikan gaji guru, mampu meningkatkan kesejahteraan untuk para guru?. Sebenarnya jika diteliti lebih dalam polemik tentang gaji guru masih menjadi polemik yang ironis. Selain itu, sejatinya pemberitaan terkait akan kenaikan gaji guru hanyalah kebahagiaan semu. Namun di pihak lain, masih banyak pengeluaran guru yang perlu bayarkan hanya untuk memenuhi pajak. Jadi sebenarnya kenaikan gaji ini hanya sekedar formalitas belaka. Realitanya justru gaji guru hanya di naikkan tapi nilai pembayaran pajak juga di tingkatkan.
Inilah, realitas hidup di dalam sistem kehidupan yang mengadopsi sistem sekularisme kapitalisme. Yang memang pada asalnya memandang bahwa agama dipisahkan dari Kehidupan. Sehingga sangat wajar terkait persoalan gaji guru masih terus menjadi Polemik. Informasi tentang kenaikan gaji guru hanyalah ilusi karena pada fakta bahwa guru berdedikasi tinggi namun gaji irit.
Belum lagi, kondisi dalam sistem kapitalisme sekularisme ini sebenarnya tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi para pendidik, termasuk guru karena sejatinya dalam pendidikan kapitalisme memposisikan guru hanya sekedar buruh. Kadang tidak digaji.
Selain itu, kenaikan gaji guru yang dikabarkan oleh presiden ini sebenarnya adalah kabar harap-harap cemas . karena bisa saja kenaikan gaji yang signifikan ada unsur-unsur kenaikan harga kebutuhan Pokok dan dibayangi oleh PPN dan PPh yang memotong nilai kemapanan dalam kenaikan gaji tersebut.
Selama sistem kapitalisme yang masih diterapkan dalam kehidupan ini. kesejahteraan terhadap guru tidak akan pernah tercapai dengan optimal, pasti adalah salah satu yang harus di tumbalkan. berbeda, halnya ketika sistem Islam memandang bagaimana posisi guru termasuk dalam hal perkara gaji memberikan kehormatan tertinggi bagi para guru.
Dalam sistem Islam, memiliki aturan yang sempurna dan Paripurna terkait seluruh aturan kehidupan termasuk bagi guru. Dalam Islam mengajarkan bahwa menghormati guru dan ilmu adalah suatu kewajiban maka di dalam Islam seorang guru akan mendapatkan jaminan perlindungan dan juga peningkatan kesejahteraan kepadanya dan ini merupakan kebijakan negara dalam menghormati para guru.
Selain itu di dalam negara Islam akan, memberikan gaji yang sangat besar terhadap guru. karena daulah berpikir bahwa jika guru sejahtera maka akan fokus dan optimal dalam mengajar sehingga tidak harus sampai kekurangan gaji maupun pekerjaan sampingan demi menutupi kebutuhannya. Di negara Islam, selain memberikan gaji yang besar dalam daulah juga menjamin keamanan dan kenyamanan terhadap guru.
Kemuliaan hanya didapatkan dari Islam
Sebagaimana terpampang ketika di masa kekhalifahan Abbasiyah, memuliakan orang berilmu sangat luar biasa. Gaji pengajar kala itu mencapai 1.000 dinar/tahun. Khalifah juga memberikan gaji dua kali lipat bagi pengajar Al-Qur’an. Bahkan, ketika pengajar atau ilmuwan menghasilkan buku, mereka akan mendapatkan penghargaan sesuai berat buku tersebut (dalam dinar).
Ini bukti nyata bahwa Islam sangat menghargai ilmu dan memuliakan orang yang berilmu. Sebagai sistem kehidupan yang sempurna dan paripurna, Islam sangat meninggikan derajat lmu, terlebih kepada para pemilik ilmu, kedudukan mereka sangat tinggi dalam Islam. Bahkan, Islam mengatur adab seorang murid kepada gurunya. Memuliakan kedudukan para guru.
Dalam Islam, dosen bukanlah hanya sebatas pekerjaan, melainkan berperan sebagai pencetak generasi pemimpin sehingga posisi merdeka sangat dimuliakan dan wajib dihormati. Untuk posisi ini Islam mewajibkan negara memberikan penghargaan yang layak. Sebagai gambaran, pada zaman Khalifah Umar bin Khaththab, misalnya, guru digaji hingga 15 dinar/bulan (1 dinar = 4,25 gram emas) per bulan. Mengacu harga emas saat ini (Mei 2024, ed.), yakni 1 gram emas adalah Rp1,308 juta, maka gaji guru Rp83,385 juta per bulan.
Masya Allah, luar biasa dengan nominal tersebut para pengajar dan pendidik tidak perlu lagi mencari pekerjaan sampingan, ditambah lagi di dalam negara Islam telah mencukupi semua kebutuhan pokok rakyatnya, sehingga para pendidik hanya bisa fokus mendidik sekaligus mengembangkan ilmunya, juga melaksanakan amanah mulianya mencetak generasi cemerlang pada masanya dan masa yang akan datang.
Maka sesungguhnya hanya dengan sistem Islam lah kehidupan bisa dirasakan secara merata dengan kelayakan dan sistem yang terbaik yakni adalah sistem Islam itu sendiri. Sudah saatnya kembali kepada sistem yang satu padu yang mampu menuntaskan segala permasalahan kehidupan. Wallahu A'lam Bissawab.[]
*) Pegiat Literasi
Post a Comment