Header Ads


Kendari Triathlon 2021, Genjot Sektor Pariwisata, Siapa Untung?

Oleh: Djumarno (Pengusaha Muslim)


Indonesia Triathlon Series (ITS) adalah event olahraga menantang khusus untuk pecinta olahraga gabungan yaitu sepeda, renang dan lari. Event ini biasanya diadakan dibeberapa kota di Indonesia. Tahun 2021 ITS II kembali digelar, Kendari didaulat menjadi  tuan rumah bagi penyelenggaraannya.  


ITS di kota Kendari dinamakan Kendari Triathlon Series. Bekerjasama dengan KONI Pusat sebagai penyelenggara, pemerintah daerah Kota Kendari melakukan berbagai persiapan. Event ini rencananya akan berlangsung dari tanggal 29 hingga 30 Mei mendatang. Tidak hanya akan dihadiri para atlet dari berbagai kota, pada Kendari Triathlon Series II nanti dikonfirmasi akan dibuka langsung oleh Menteri Wisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (inikatatakita.com,19/5/21).


Genjot Sektor Pariwisata Siapa yang Untung?


Disaat lesunya perekonomian, sektor pariwisata dianggap sebagai penyelamat pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Negeri ini. Pariwisata masih menjadi primadona untuk menambah devisa negara dan pemasukan daerah. Sehingga setiap daerah berlomba mengembangkan potensi pariwisata di daerah masing-masing, termasuk Sulawesi Tenggara. 


Terpilihnya Kendari sebagai tuan rumah  Penyelenggaraan Kendari Triathlon series II menjadi angin segar bagi pemerintah daerah untuk memperkenalkan potensi wisata di Sultra terutama kota Kendari sehingga bisa menarik wisatawan. Untuk itu acara ini akan dipusatkan di ikon wisata Kendari yaitu Kendari Beach. Apalagi akan dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno. 


Walikota Kendari Zulkarnain Kadir mengatakan harapannya kehadiran Menparekraf Sandiaga Uno akan menjadikan Pariwisata di Sultra, khususnya Kendari lebih dikenal diseluruh Indonesia (inikatasultra.com,19/5/21).


Di saat krisis ekonomi melanda, sektor pariwisata dinilai dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Karena disektor ini, arus modal dan investasi cepat berkembang. Kencangnya promosi pariwisata adalah bagian dari arus ekonomi global. 


Kehidupan sekuler kapitalistik yang berorientasi pada keuntungan materi semata, terus mendorong manusia memasuki era ekonomi wisata. Menjadikan alam, budaya dan karya seni menjadi objek wisata yang akan memberikan sumbangan bagi devisa negara dan pemasukan daerah. Oleh karena itu, Saat ini pariwisata menjadi sektor andalan yang terus dikembangkan. Berbagai event diselenggarakan oleh tiap daerah demi menarik wisatawan. Meski dalam kondisi wabah corona yang belum juga berakhir, nyatanya sektor pariwisata tak pernah ada. 


Namun, tanpa disadari karena pengembangan sektor pariwisata melibatkan pemilik modal, keuntungan sektor pariwisata justru lebih banyak masuk ke kantong para pemilik modal. Sementara impak yang didapat justru menimpa masyarakat. Seperti tumpukan sampah, kerusakan budaya lokal hingga bencana alam.


Sultra maupun negeri ini butuh solusi kongkrit guna menyelamatkan perekonomian. Menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan tentu bukan solusi mengatasi permasalahan ekonomi. Sektor pariwisata akan membuka derasnya arus investasi asing masuk ke Sultra. Pelan namun pasti investasi asing akan membawa bahaya besar bagi rakyat Sultra. 


Abdurrahman al-Maliki dalam Politik Ekonomi Islam mengemukakan, sesungguhnya pendanaan proyek-proyek dengan mengundang investasi asing adalah cara yang paling berbahaya terhadap eksistensi negeri-negeri Islam. Investasi asing bisa membuat umat menderita akibat bencana yang ditimbulkannya, juga merupakan jalan untuk menjajah suatu negara.  


Sudah seharusnya pemerintah mengkaji kembali kebijakan pengembangan sektor pariwisata sebagai andalan utama perekonomian. Karena sejatinya kita sedang membuka lebar jalan penjajahan ekonomi dan budaya. Berpegang teguh pada basis ekonomi kapitalisme justru menjadikan kekayaan alam negeri ini dirampok habis-habisan oleh asing. 


Sultra Sejahtera tanpa Wisata


Allah swt menganugerahkan Provinsi Sultra kekayaan alam yang melimpah ruah. Namun sayang, Sebagian besar kekayaannya dikuasai oleh para pemilik modal. Atas nama investasi asing telah berhasil merampok kekayaan Sultra tanpa disadari. Oleh karena itu, Sudah saatnya Sultra maupun bangsa ini berlepas tangan dari cengkraman ekonomi global. Karena sejatinya ekonomi kapitalisme tidak pernah memihak pada manusia. Kapitalisme hanya memihak kemana uang bisa dihasilkan. Tidak peduli mengorbankan manusianya. 


Sudah nyata perampokan kekayaan alam di berbagai negara pada akhirnya menyisakan kesengsaraan bagi masyarakat. Mulai dari kemiskinan, kerusakan lingkungan , bencana alam hingga kehancuran budaya. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya mau menilik pada sistem lain yang jauh lebih agung dari pada sistem kapitalisme. Yaitu sistem ekonomi Islam. Dengan sistem ekonomi Islam Sultra bahkan Indonesia bisa sejahtera meski tanpa pariwisata. 


Karena Islam memiliki Sumber pemasukan negara yang jelas, seperti ganimah, fa'i, rikaz, Zakat dll. Islam juga akan mengambil alih pengelolaan sumber daya alam dan menjadi operator utama dalam pengelolaannya. Islam mengharamkan Kekayaan alam yang melimpah diserahkan pengelolaannya kepada swasta baik aseng maupun asing. Karena sejatinya kekayaan alam adalah milik umat dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan umat. Wallahualam bissawab.(*)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.