Header Ads


Inilah Parfum dan Gaya Hidup Umar bin Abdul Aziz Sebelum Jadi Khalifah


Masa sebelum beliau menjadi khalifah, dalam setahun Umar bin Abdulaziz menghabiskan 40.000 dinar (setara dengan 140 M-an).

Bahkan parfumnya yang terkenal yang hari ini menjadi brand dibanyak merek dan toko parfum "Ambar/Ambergris" dibeli dengan harga belasan ribu dinar, hingga saat ia berjalan pun wanginya membekas dijalanan. Sebuah parfum yang berasal dari zat ikan paus yang sangat mahal.

Namun saat amanah itu datang dan ia menjadi khalifah, ia meninggalkan dunia untuk kemakmuran rakyatnya hingga saat itu tidak ada lagi yang miskin, namun kehidupan beliau menjadi sangat sederhana.

Bahkan beliau menjual parfumnya seharga 9000 Dinar kepada Sulaiman bin Abdulmalik. Gaya hidupnya berubah bahkan harga bajunya tidak lebih dari 1 dinar, hanya beberapa dirham.

Fasilitas negara pun tidak sembarangan beliau gunakan, bahkan hanya untuk memakai lampu negara saja, minyak dan api. Sebagaimana ungkapan beliau kepada Raja' bin Hayawah kala bertamu.

Gaya berjalan beliau yang dulu sangat terkenal dengan sebutan Umariyah, sebuah gaya berjalan layaknya model yang memperlihatkan keluwesan dan keindahannya, berubah menjadi gaya berjalan yang biasa dan terkesan sederhana. Bahkan beliau membenci gaya berjalan dulu ia lakukan.

Makanan yang dulu biasa dihidangkan dengan menu yang berlembar-lembar dan banyak itu, berubah menjadi sepotong roti kasar dan minyak saja.

Disaat warga dan umat muslim bisa berhaji berkali-kali, beliau tidak bisa lagi berangkat haji karena tidak menemukan harta yang cukup untuk menunaikannya.

Dibalik sejahtera dan kemakmuran rakyat, ada pemimpin yang takut menggunakan fasilitas negara untuk kepentingannya. Dibalik zakat yang sulit dibagikan karena tidak ada yang miskin itu, ada pemimpin yang hidupnya sederhana yang hanya meninggalkan warisan beberapa keping dinar untuk anak-anaknya.

Umar bin Abdulaziz seorang pemimpin yang zuhud dan bersikap hati-hati pada dunia, lemah lembut dan tawadhu'. Air matanya sering tumpah karena rasa takut, hingga beliau tidak pernah meninggalkan Qiyamullail dan tilawah Al-Quran setiap harinya.

Seseorang yang lahir dan memahami bahwa amanah itu pedang bermata dua, ia akan sangat berhati-hati. Tidak mudah tergiur dan seenaknya memakai semua fasilitas.

Ia akan lebih mengutamakan tanggungan dari amanahnya, lebih baik kehilangan kenikmatan dunia untuk menjalankan amanah daripada menikmati dunia dan kehilangan amanah.

Kontributor : Jundi Imam Syuhada
Gen Saladin | @gen.saladin | t.me/gensaladin

Rujukan/referensi
1. الدولة الاموية عوامل الازدهار وتداعيات الانهيار - علي محمد الصلابي
2. اصلاح المال - ابن ابي الدنيا
3. سير اعلام النبلاء عمر بن عبد العزيز

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.