Header Ads


Junta Myanmar Bebaskan Biksu anti Muslim Ashin Wirathu, IMuNe Tanggapi Begini

 

Indonesia Neo – Tindakan Junta Militer Myanmar yang telah membebaskan Biksu anti Muslim Ashin Wirathu dari tuduhan berat penghasutan dan ujaran kebencian berlatar agama, dinilai Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara demi melemahkan kekuatan musuh politiknya yang sedang merangkul Muslim.

“(Hal itu) semata demi melemahkan kekuatan musuh politiknya yang sedang merangkul Muslim,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Rabu (08/09/2021).

Meski demikian, lanjut Fika, sikap tersebut sama sekali tidak mengejutkan. Sebab, tindakan junta menurutnya bukanlah tanpa agenda. Krisis politik sejak kudeta militer atas pemerintahan Aung San Suu Kyi, telah memaksa mereka mengumpulkan semua dukungan untuk melawan manuver lawan politiknya, yakni pemerintah bayangan atau yang dikenal sebagai National Unity Government (NUG).

Fika memandang, NUG memang tercatat sebagai musuh junta yang pernah meminta Muslim Rohingya untuk ikut berperan dalam upaya melawan Junta Militer Myanmar bulan Juni lalu. “Wajar, rezim predator ini membebaskan tokoh Budha radikal yang sejak lama bersenyawa dengan mereka dalam memerangi Muslim,” tandasnya.

Bahkan Fika mengungkapkan, Biksu yang membangkitkan kebencian terhadap Islam terutama kepada etnis Rohingya, pernah menggambarkan masjid sebagai markas musuh, dan menyebut Muslim sebagai ‘anjing gila’.

Oleh karena itu ia berharap, Muslim Rohingya harus meningkatkan kesadaran politiknya agar tidak terjebak semata menjadi objek permainan yang menumpahkan darah umat secara sia-sia. “Muslim Rohingya harus memiliki agendanya sendiri, agenda yang murni berasal dari ajaran Islam,” tegasnya.

Apalagi jika melihat Myanmar sebagai poros konflik selama puluhan tahun. Menurutnya, sudah terlalu banyak kekuatan asing bermain serta mengambil keuntungan dari konflik berkepanjangan ini. “Maka kewaspadaan dan kesadaran politik Islam harus terus dibangun dan disiagakan. Agar umat Islam tidak lagi menjadi bulan-bulanan permainan geopolitik negara asing,” pungkasnya.[]

Sumber: https://mediaumat.news

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.