Kesetaraan Gender Bukan Solusi, Islam Solusi Hakiki
Oleh: Wa Ode Neldawati (Mahasiswa USN Kolaka)
Indonesia
menjadi negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah kegiatan tersebut sejak
1958. Dikutip dari iNews.id, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo membuka the
85th International Association of Women Police (IAWP) Training Conference di
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (7/11/2021).
Dalam
sambutannya, Sigit membahas soal kesetaraan gender yang dimana, terdapat
stereotip bahwa institusi kepolisian hanya dianggap sebagai pekerjaan bagi kaum
pria. Namun, Sigit menekankan saat ini, Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) telah memberikan ruang kepada para Polisi Wanita (Polwan) untuk telah
memberikan ruang kesetaraan gender.
Pemberian
ruang tersebut, dikatakan Sigit, lantaran sosok olisi wanita memiliki peran dan
kontribusi yang luar biasa bagi organisasi Polri khususnya dalam mendukung
reformasi kultural menjadi polisi yang lebih humanis dan dekat dengan
masyarakat.
Menyadari
peran strategis wanita di kepolisian sigit menegaskan bahwa saat ini, Polri
telah berkomitmen untuk menciptakan inklusif bagi semua golongan termasuk
perempuan, dalam hal ini, perubahan kultur berbasis gender di internal
kepolisian akan memiliki dampak terhadap sistem penegakan hukum pada umunya.
Khusus
di internal Polri, Sigit menyebut, Polwan saat ini telah diberikan kesempatan
yang sama dalam hal rekrutmen, pendidikan, pelatihan, dan jabatan yang setara
dengan posisi laki-laki.
Saat
ini Polwan Indonesia telah menduduki jabatan operasional yang strategis di
kepolisian dan jabatan yang high risk seperti pada misi perdamaian dunia,
densus 88 anti teror, dan pasukan bridge mobile. Polri telah memberikan
panggung dan kesempatan yang sama untuk berkarya pada polri sesuai dengan tema
acara ini “Women at the Center Stage of Policing, tuturnya.
Oleh
karena itu, dengan adanya acara IAWP ini, Sigit berharap Polwan di Indonesia
mampu meningkatkan erjasama dengan polisi-polisi wanita lainnya di seluruh
dunia.
Kapitalisme
Menggerus Fitrah Perempuan
Konferensi
Polwan mengekspos keberhasilan Indonesia dalam mendudukkan Polwan dalam
pencapaian target KG, salah satu ukurannya adalah posisi tingkat tinggi dalam
hierarki Polri dan posisi beresiko tinggi. Pada kenyataannya kapitalisme
terus-menerus menggunakan perempuan sebagai bahan untuk meningkatkan totalitas
hegemoni atas dunia. Ide yang berawal
dari Barat ini menjadikan manusia lupa akan tingkat dan perannya masing-masing dalam kehidupan dunia, sehingga
tak heran ide feminisme yang berasal dari Barat memberikan ukuran menilai
keseriusan setiap negara menderaskan kesetaraan gender. UNDP (United Nations
Development Programme) dipilih untuk mengawal capaian tersebut demi
mengesankannya sebagai target pembangunan.
Ide
feminisme yang membujuk pada seluruh
dunia untuk perempuan di tempatkan pada posisi pekerjaan setara dengan
laki-laki, maka akan meningkatkan PDB global pada 2025 sebesar 28 triliun
dolar. Inilah kapitalisme yang menghancurkan peran sentral setiap anggota
keluarga. Bagaimana tidak, perempuan yang seharusnya mengurus rumah dan meniti
beratkan perhatiannya pada keluarga kini di tempatkan pada posisi tinggi yang
sudah pasti akan menjadikan tanggungjawabnya pada keluarga khusunya anak dan
suaminya akan terlalaikan. Dengan ide rusak yang menjadikan masyarakat bahwa
wanita mampu bekerja layaknya laki-laki, maka banyak wanita yang lebih
mengutamakan karir dibandingkan mengurus rumah tangganya. Akibatnya banyak juga
anggota keluarga yang memiliki masalah pada rumah tanggan baik terhadap suami
maupun anak.
Pandangan
laki-laki dan perempuan ala kapitalis yang menuntut kesetaraan gender,
seringkali tidak adil dalam memberikan beban terhadap rakyat. Sebab melihat
fitrah laki-laki dan perempuan, harusnya pekerjaan yang diberikan kepada
perempuan tidak sama dengan laki-laki. Namun kenyataannya saat ini, menjadi
berbeda tugas kerja yang diberikan kepada laki-laki juga sudah diberikan kepada
perempuan.
Hingga
saat kita temukan perempuan masih saja menjadi korban kekerasan dalam dunia
pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya kesetaraan gender tidak membawa
perubahan signifikan serta kehidupan di sistem kapitalisme sekuler ini tidak
melindungi dan menjaga kehormatan perempuan dengan benar.
Islam
Melindungi Perempuan
Dengan
fitrah serta tabiat masing-masing antara laki-laki dan perempuan juga perannya
sebagai manusia, Islam telah mengatur kehidupan dengan adil dan seimbang.
Adakalanya Allah SWT memberikan beban yang sama antara laki-laki dan perempuan
dengan memandangnya sebagai manusia, misalnya dalam hal ibadah mahdo seperti
shalat, puasa, menuntut ilmu, berdakwah dan sebagainya. Tetapi, aturan kesamaan
ini tidak dipandang sebagai kesetaraan gender melainkan memang sudah aturannya
yang demikian. Sebagaimana Allah SWT
berfirman
“Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan permpuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi Sebagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan ) yang maruf,
mencegah dari yang mungkar , mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka
taat pada Allah dan Rasulnya..” (QS. At-Taubah : 71)
Adakalanya
Allah memberikan beban yang berbeda dengan memandangnya sebagai laki-laki dan
perempuan yang memiliki fitrah serta tabiat yang berbeda. Kekhususan ini
ditetapkan utuk mengarahkan pada aktivitas masing-masing. Allah swt berfirman:
Bagi
laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan begi perempuan juga ada
bagian dari yang mereka usahakan.” (QS. An-Nisa : 32)
Islam
melindungi kaum hawa dijauhkan dari kerawanan serta dijaga kehormatannya. Pada
saat yang sama perempuan tidak dipandang rendah atau lemah, karena penempatan
posisi tersebut. Perempuan dibiarkan bekerja, namun tidak di tempatkan pada
posisi yang berbahaya dan perempuan juga
tidak dipaksa bekerja, sebab perannya dalam keluarga bukan sebagai tulang
punggung keluarga melainkan sebagai pengurus rumah tangga. Jika perempuan
mengurus rumah tanggnya dengan baik dan bersabar atas apa yang dihadapi, maka
baginya pahala yang setara dengan laki-laki yang ikut berperang di jalan Allah.
Hal ini berdasarkan kisah seorang perempuan yang datang ke hadapan Nabi SAW dan
berkata
“Wahai
Rasulullah shalallahu ‘alaihiwassalam, saya mewakili kaum sanita untuk
menghadap tuan (untuk menanyakan tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan
Allah hanya untuk kaum laki-laki, jika mereka terkena luka mereka mendapat
pahala dan kalau terbunuh maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah SWT.
Lagi dicukupkan rezekinya (dengan buah-buahan surga). Dan kami perempuan selalu
melakukan kewajiban terhadap mereka(yaitu melayani mereka dan membantu
keperluan mereka) lalu apakah kami boleh ikut memperoleh pahala berperang itu?”
Mendengar
itu Rasulullah pun bersabda “Sampaikanlah kepada perempuan-permpuan yang kamu
jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang
dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit dari kamu sekalian
yang menjalankannya.
Kaum
perempuan sangat dilindung dalam Islam bahkan perbedaanya dengan laki-laki
tidak membuatnya rendah atau tidak berdaya di mata Allah SWT dan bukan pula
bentuk diskriminatif terhadap perempuan. Justru perbedaan itulah yang
menjadikan antara laki-laki dan perempuan saling melengkapi, saling
mendukung dan bekerja sama dalam
mewujudkan tujuan tertentu. Wallahu
a’lam.
The best online casino site in Kenya - Lucky Club
BalasHapusThe Best Online Casino Sites in Kenya. Best Betting Sites in Kenya · Live Casino · Roulette · 카지노사이트luckclub Jackpots · Slots · Blackjack · Video Poker.