Header Ads


Rakyat Kelaparan di Tengah SDA Melimpah, Mengapa Bisa?


Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi)

 

Musim kemarau panjang yang terjadi sejak Juni 2023 lalu melanda warga Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Musim kemarau tersebut hingga menyebabkan 6 orang warga meninggal dunia akibat kelaparan dan ribuan warga di dua Distrik tersebut terancam kelaparan karena hasil kebun mereka mengalami gagal panen.

 

Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan korban meninggal dunia akibat tidak ada bahan makanan dampak dari musim kemarau panjang. Bahan makanan pun tidak bisa didistribusikan karena terhambat akses untuk penyaluran logistik. Selain itu juga tidak ada maskapai penerbangan yang mau terbang ke sana akibat dari adanya gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah tersebut (viva.co.id, 30/07/2023).

 

Papua, Wilayah Kaya akan SDA

Papua merupakan salah satu wilayah yang memiliki sumber daya alam (SDA) terbesar di Indonesia, kekayaan SDA tersebut meliputi, tembaga, emas, batu bara, besi, batu kapur, pasir kaolin, minyak bumi dan gas alam. Bahkan, dia juga terkenal dengan kekayaan hutannya.

 

Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki tambang emas seluas 1.181.071,52 hektare (ha) yang tersebar di 25 provinsi. Sedangkan, wilayah Papua merupakan salah satu wilayah yang memegang posisi pertama sebagai pemilik SDA emas terbesar, yakni dengan luas mencapai 229.893,75 ha. Cadangan emas pun terdiri dari sumber daya bijih sebesar 3.2 miliar ton, sumber daya logam sebesar 0.002 juta ton, cadangan bijih sebesar 1.87 miliar ton, cadangan bijih sebesar 0.0015 juta ton.

 

Kemudian, SDA dari tembaga pun begitu melimpah. Berdasarkan data Freeport McMoran yang mengoperasikan tambang tembaga salah satu hasil tambang terbesarnya ada di Bumi Papua. Pada tahun 2021 lalu produksi tembaga Freeport-McMoRan mencapai 3,84 miliar pon. Kemudian SDA perak, Papua juga memiliki sebanyak 1.76 juta ton biji dan 1.875 juta ton biji untuk cadangan perak. Dan kekayaan alam yang lainnya.

 

Kapitalisme Biang Keroknya

 

Sungguh kekayaan alam yang begitu fantastis dianugerahkan di wilayah Papua, namun mengapa bisa warga sampai dilanda kelaparan hingga menyebabkan meninggal dunia. Walaupun, ada kekacauan ataupun bencana kemarau setidaknya kekayaan alam yang begitu melimpah lebih dari cukup untuk menghidupi mereka.

 

Namun, inilah fakta hidup di negeri kaya sumber daya alam, namun rakyat menderita. Semua ini akibat sistem kapitalisme yang bercokol di negeri ini. Sistem kapitalis dengan sistem ekonominya telah membuat sumber daya alam yang sejatinya merupakan harta milik umum, yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat justru dikuasai oleh para oligarki. Negara dibuat tidak memiliki kemandirian untuk mengelola SDA tersebut, bahkan lebih tepatnya diserahkan pada para oligarki.

 

Selain itu, sistem politik kapitalis juga membuat para penguasa abai terhadap urusan rakyatnya. Amanah kepemimpinan tidak lagi dijalankan sesuai ikrar dan janji mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga keamanan rakyat. Kepemimpinan hanya dijadikan sebagai ajang untuk meraih kekuasaan dan keuntungan semata. Akibatnya, banyak rakyat yang menderita dengan berbagai kebijakan yang diterapkan.

 

Jaminan Hidup dan Keamanan dalam Islam

 

"Siapa pun penghuni sebidang tanah yang membiarkan di antara mereka ada orang kelaparan, maka jaminan Allah Tabaraka wa Ta'ala telah lepas dari mereka"(HR. Ahmad).

Dari hadis di atas membuktikan bahwa kita tidak boleh membiarkan orang-orang mengalami kelaparan, hingga menyebabkan kematian, sebab setiap orang mendapatkan hak atau jaminan hidup di dunia ini.

 

Sehingga, dalam Islam setiap orang dianjurkan untuk bekerja agar mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, jika mereka tidak mampu bekerja maka pemenuhan kebutuhan tersebut jatuh ke tangan negara, sebab negara merupakan penanggung jawab seluruh urusan rakyat, sebagaimana sabda Rasulullah, "Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Dan Dia bertangungjawab atas urusan rakyatnya" (HR. al-Bukhari).

 

Kemudian, dalam sistem ekonomi Islam pengelolaan sumber daya alam (SDA) haram hukumnya diserahkan kepada Asing atau Swasta, apalagi jika hasilnya diambil oleh mereka. Sebab, SDA termasuk harta milik umum yang hasilnya dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat, salah satunya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Manusia berserikat dalam tiga hal, api, air, dan padang rumput" (HR. Abu Dawud).

 

Sehingga, dalam Islam pengelolaan sumber daya alam dilakukan langsung oleh negara. Negara mengelola SDA tersebut dan menyimpan hasilnya di dalam baitulmal untuk keperluan kesejahteraan rakyat, salah satunya dipergunakan untuk kondisi-kondisi darurat seperti, saat terjadi bencana kekeringan, banjir dan lainnya.

 

Sistem politik Islam pun membentuk para pemimpin yang amanah, dan adil, sehingga penguasa memperhatikan rakyat dengan sebaik-baiknya. Jika terjadi bencana seperti kekeringan, banjir, longsor, maka penguasa akan dengan sigap dan cepat untuk memberikan bantuan, mengerahkan segala akses transportasi untuk menyalurkan bahan makanan dan menyediakan berbagai tempat pengungsian untuk melayani rakyat.

 

Sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Al-Khatab pada wilayah Hijaz diliputi kekeringan dan paceklik. Banyak manusia menderita kelaparan. Khalifah pun turun secara langsung membantu rakyat dan dia mengirim surat kepada para gubernur di wilayah lain untuk mengirimkan bantuan ke daerah Hijaz.  Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Khalifah Umar yang berdasar pada ketaatan kepada Allah, maka Khalifah Umar mampu membawa rakyat keluar dari musim paceklik dan hidup sejahtera.

 

Dengan penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan manusia, maka bisa dipastikan bahwa rakyat akan sejahtera. Wallahu A'alam Bissawab.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.