Wolbachia: Metode Baru dan Berkelanjutan dalam Pengendalian Nyamuk?
Indonesia Neo - TEKNO -Nyamuk Wolbachia telah menjadi topik yang hangat dalam penelitian dan pengendalian penyakit yang ditularkan nyamuk.
Wolbachia adalah bakteri yang secara alami ditemukan pada sejumlah besar serangga, termasuk beberapa jenis nyamuk.
Bakteri Wolbachia pertama kali diidentifikasi pada tahun 1924 oleh Marshall Hertig dan Simeon Burt Wolbach dalam nyamuk rumah biasa.
Nama "Wolbachia" berasal dari nama belakang Simeon Burt Wolbach, seorang patolog yang dilatih di Harvard dan memiliki reputasi sebagai otoritas dalam bidang infeksi yang ditularkan oleh arthropoda.
Wolbachia dianggap terbukti efektif dalam mengurangi kemampuan nyamuk Aedes aegypti untuk mentransmisikan virus seperti dengue, Zika, chikungunya, dan demam kuning.
Metode Wolbachia dianggap aman bagi manusia dan lingkungan. Analisis risiko independen menunjukkan bahwa pelepasan nyamuk Wolbachia menimbulkan risiko yang dapat diabaikan bagi manusia dan lingkungan.
Metode ini tidak melibatkan modifikasi genetik dan dianggap berkelanjutan.
Meskipun menjanjikan, masih perlu diteliti lebih lanjut tentang seberapa praktis dan hemat biaya teknik ini untuk ditingkatkan.
Ada juga pertanyaan tentang sejauh mana Wolbachia dapat efektif dalam lingkungan alami dan berbagai kondisi iklim.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam pengendalian penyebaran demam berdarah melalui nyamuk Aedes aegypti sangat menjanjikan.
Wolbachia adalah bakteri yang secara alami tidak berbahaya dan ditemukan pada sejumlah besar serangga.
Dalam penelitian ini, nyamuk Aedes yang ditangkarkan di laboratorium diinfeksi dengan Wolbachia.
Hasilnya menunjukkan penurunan kasus demam berdarah sebesar 77% di area percobaan di kota Yogyakarta, Indonesia, di mana nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dilepaskan.
Pendekatan ini efektif karena nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia akan mewariskan Wolbachia kepada nyamuk betina liar yang mereka kawini.
Generasi berikutnya akan terus menyebarkan bakteri Wolbachia.
Bakteri Wolbachia memiliki kemampuan untuk menghambat reproduksi virus, tetapi tidak memiliki dampak lingkungan yang diketahui.
Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia menjadi mampu mempertahankan diri, menyebabkan penurunan cepat dalam prevalensi virus demam berdarah.
Demam berdarah adalah virus yang dibawa oleh nyamuk yang selama beberapa dekade telah secara stabil meningkatkan penyebaran dan dampaknya di seluruh sabuk tropis dan subtropis dunia.
Jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah tumbuh secara eksponensial selama dua dekade terakhir.
Malaria Consortium, organisasi nirlaba terkemuka di dunia yang mengkhususkan diri dalam pencegahan, pengendalian, dan pengobatan malaria dan penyakit menular lainnya di antara populasi yang rentan, mengucapkan selamat kepada kelompok penelitian atas publikasi temuan ini.
Studi serupa telah direplikasi di sejumlah lokasi berbeda di dunia, dan mewakili kelas alat baru untuk memerangi agen penyakit.
Uji coba ilmiah dan lingkungan yang ketat telah menunjukkan bahwa ini adalah metode yang aman dan bertanggung jawab secara sosial.
Meskipun menjanjikan, kita harus menunggu dan melihat seberapa praktis dan hemat biaya teknik ini untuk ditingkatkan.
Dengan demikian, penelitian ini membuka jalan baru dalam pengendalian demam berdarah dan penyakit yang ditularkan nyamuk lainnya.[]
Post a Comment