Header Ads


P4lestin4 Terabaikan: Pengkhianatan Pemimpin Dunia Islam dan Dukungan Barat

Ilustrasi Bendera Negara OKI 


Indonesia Neo - INTERNASIONAL - Agresi militer oleh kelompok penjajah Z1on1s terhadap warga P4lestin4, terutama di Jalur G4z4, semakin meningkat dalam kekejaman. 

Pada hari ke-37, korban tewas mencapai 11.800 jiwa, dengan anak-anak sebagai korban utama. 

Sebuah perhitungan menyebutkan bahwa setiap 10 menit, satu anak P4lestin4 meninggal. Sekitar 70% warga G4z4 saat ini menjadi pengungsi, dan dunia menyaksikan bahwa serangan entitas Yahudi bukan semata-mata melawan H4m4s, melainkan untuk menghancurkan penduduk G4z4.

Kekejaman Z1on1s mencapai puncaknya dengan serangan membabi-buta terhadap rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia di G4z4. 

Mereka mendakwa bahwa lokasi tersebut menyembunyikan pejuang H4m4s, meskipun tudingan tersebut dibantah oleh pihak rumah sakit. Bahkan, serangan terus berlanjut tanpa henti.

Yang lebih menyakitkan, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Jerman secara terang-terangan memberikan dukungan finansial dan militer kepada entitas Yahudi. 

Di sisi lain, pemimpin dunia Islam hanya sebatas mengutuk dan meminta bantuan dari PBB.

Pengkhianatan pemimpin Muslim terungkap saat krisis P4lestin4 terjadi. 

Gedung Putih langsung menjanjikan tambahan anggaran militer sebesar Rp225 triliun kepada entitas Yahudi, meskipun setiap tahun AS sudah memberikan dana militer Rp60 triliun kepada mereka. 

Penguasa Prancis, Emmanuel Macron, bahkan berjanji untuk membantu melawan "t*roris" bersama pimpinan Z1on1s Netanyahu.

Sementara itu, para pemimpin Arab dan dunia Islam tidak menunjukkan tindakan serupa untuk menghentikan agresi entitas Yahudi. 

Mereka hanya mengutuk dan memberikan bantuan finansial dan logistik sebatas itu saja, tanpa melakukan langkah yang signifikan dengan kekuatan militer besar yang mereka miliki.

Pengkhianatan berikutnya terjadi ketika pemimpin Muslim menjalin hubungan bilateral dengan Z1on1s Yahudi. 

Negara-negara seperti Yordania, Qatar, Mesir, dan Arab Saudi menolak usulan embargo minyak ke negara Yahudi dalam konferensi tingkat tinggi antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI). 

Hal ini berarti mereka turut serta dalam memberikan dukungan kepada entitas Yahudi yang tengah melakukan agresi di G4z4.

Sudah lama diketahui bahwa eksistensi Yahudi disokong oleh pemimpin Dunia Islam, baik secara politik maupun ekonomi. 

Mereka memperoleh minyak bumi dari perdagangan dengan Azerbaijan, Kazakhstan, dan Turki, serta mengandalkan pasokan air dari Yordania dan Turki.

Pengkhianatan berikutnya adalah menjadikan negara-negara mereka sebagai jalur perlintasan militer Amerika Serikat, yang membantu entitas Yahudi. 

Saat krisis di G4z4 muncul, pemerintah Yordania bahkan menerima pembangunan sistem rudal patriot dari AS, menunjukkan ketergantungan pada kehadiran militer Amerika di wilayah tersebut.

Para pemimpin Arab dan Dunia Islam tidak hanya mengkhianati P4lestin4, tetapi juga Allah dan Rasul-Nya. 

Mereka bersekutu dengan musuh-musuh Allah, meskipun Allah telah menegaskan dalam Al-Quran agar tidak menjadikan mereka teman kepercayaan.

Pengkhianatan mereka berikutnya adalah menyerahkan nasib P4lestin4 kepada PBB, menerima gencatan senjata, dan solusi dua negara. 

Hal ini seolah-olah mengakui eksistensi entitas Yahudi yang melakukan penindasan terhadap P4lestin4, dan para pemimpin Dunia Islam seharusnya mengirim pasukan untuk memerdekakan negeri P4lestin4 dari penjajah Z1on1s.

Sikap pemberontakan justru ditunjukkan oleh kaum Muslim di P4lestin4, terutama G4z4. 

Mereka gigih melawan militer Z1on1s, berhasil menghancurkan kendaraan militer canggih dan menewaskan ratusan prajurit Z1on1s. 

Perlawanan ini adalah jihad fi sabilillah, bukan tindakan t*rorisme seperti yang digaungkan oleh Z1on1s dan negara-negara Barat.

Gugurnya para pejuang sebagai syuhada merupakan kemuliaan, dan Allah menyatakan bahwa mereka tetap hidup di sisi-Nya. 

Kaum Muslim di Dunia Islam diingatkan untuk melihat kepengecutan pemimpin mereka yang lebih memilih patuh pada aturan internasional daripada mematuhi perintah Allah.

Nabi saw. telah memberikan nasihat bahwa pengkhianat, terutama pemimpin yang mengkhianati rakyatnya, akan mendapatkan hukuman yang setimpal di Hari Kiamat. 

Hal ini menjadi pengingat bagi pemimpin Arab dan Dunia Islam yang kini lebih patuh pada kekuatan dunia yang fana daripada memegang teguh prinsip keadilan dan kemanusiaan.[]

Sumber: Buletin Kaffah no. 319 (3 Jumadilawal 1445 H/17 November 2023 M)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.