Pembebas Al Aqsha Kelak Adalah "Generasi Pengecualian"?!
Indonesia Neo, TARIKH - Ada apa dengan Generasi Shalahuddin yang membebaskan Al Aqsha? Quote hari ini yang masuk dan meresap dengan cantiknya ke memori saya adalah tulisan singkat Ustadz Asep Sobari, "Generasi Shalahuddin adalah generasi pengecualian."
Kalimat singkat yang cukup kuat mengandung banyak tafsiran. Seorang akan berusaha menerjemahkan makna "pengecualian" dengan apa yang ia pahami dari kisah hidup Shalahuddin. Tanpa pemahaman yang baik, akan sulit memahami kenapa Generasi Shalahuddin memiliki pengecualian.
Jangankan bicara pengecualian, istilah "Generasi Shalahuddin" yang menjadi ikon pembebasan Al Aqsha saja perlu dipahaminya lebih dulu. Istilah "Generasi Shalahuddin" atau yang dalam bahasa arabnya berbunyi "Jiilu Shalahuddin" merujuk pada satu angkatan manusia muslim yang hidup pada Abad Pertengahan, yang lahir dalam keadaan Palestina terjajah, dan mereka berhasil membebaskannya lagi di bawah kepemimpinan Shalahuddin Al Ayyubi.
Generasi itu ada sebagai sebuah respon keterjajahan Palestina yang tak kunjung menemukan solusinya. Selama 88 tahun (1099-1187), Baitul Maqdis terkungkung dalam cabikan tentara Salib. Mereka yang lahir pasca Palestina dijajah itulah yang tertantang untuk menjadi pembebasnya, mengingat generasi sebelum mereka cenderung pasrah dan putus asa.
Itulah mengapa ada jurang besar antara Generasi Shalahuddin dan generasi sebelum mereka. Generasi Shalahuddin memiliki "pengecualian" karena lahir dalam keadaan dunia Islam sedang hancur separah-parahnya. Mereka hanya tahu Al Aqsha dijajah, tapi tak punya kesempatan mengunjunginya. Namun walau begitu, para Ulama tidak membiarkan generasi ini ikut pasrah seperti ayah ibunya. Generasi ini harus di-cut. Dipotong rantai putus asanya, dan dibangun mentalnya.
Itulah kenapa Ustadz Asep Sobari meneruskan, "artinya, generasi hebat hasil didikan Ulama ini muncul di tengah keterpurukan Umat Islam yang merata pada saat itu." Mereka awalnya barangkali merasa takut dan berduka, kenapa harus dilahirkan di era yang gelap gulita. Namun ternyata Allah telah menakdirkan mereka justru jadi pemutus rantai penjajahan Palestina.
Seperti kamu. Born in The Wrong Century? Barangkali kamu merasa juga. Merasa lahir di abad yang salah. Merasa hidup di era yang sedang tak mujur. Lalu kamu ingin protes pada Tuhan bahwa kamu merasa dicurangi?
Wait. Tunggu sejenak dan baca sejarah. Di tengah keterpurukan ini kamu hadir, itu karena Allah sedang menyiapkan satu skenario untuk membangkitkan umat ini dengan tanganmu. Sama seperti Generasi Shalahuddin memecah kesunyian di tengah keterpurukan Umat Islam yang rata. Mereka memilih untuk memutus kekang putus asa dan mendobrak realitas!
Kamu tidak salah waktu. Kamu hadir di waktu yang tepat. Waktunya para pahlawan. Waktunya para kesatria!
Sumber: Gen Saladin | @gen.saladin | t.me/gensaladin
Post a Comment