Header Ads


SuperBIT: Misi Penyelamatan Data Dark Matter

Ilustrasi ruang angkasa


Indonesia Neo, TEKNO - Dark matter adalah materi yang tidak dapat dilihat oleh cahaya, tetapi diperkirakan menyumbang sekitar 27% dari massa dan energi alam semesta. Penelitian tentang dark matter sangat penting untuk memahami asal-usul dan struktur alam semesta, serta mungkin menjawab beberapa misteri kosmologi.

Salah satu cara untuk mencari tahu lebih banyak tentang dark matter adalah dengan menggunakan teleskop yang dapat mengukur efek gravitasi dari materi gelap terhadap materi terang. Salah satu misi yang sedang berlangsung adalah Super Pressure Balloon-borne Imaging Telescope (SuperBIT), yang merupakan teleskop berbentuk kentang yang dilengkapi dengan kamera inframerah.

SuperBIT diluncurkan pada Mei 2023 dari Wānaka, Selandia Baru, dengan menggunakan balon udara super tekanan yang mengandung helium. Balon ini dapat menembus atmosfer bumi dan mencapai ketinggian sekitar 20 kilometer di atas permukaan laut. Di sana, SuperBIT dapat mengambil gambar objek-objek langit yang memiliki kekuatan gravitasi tinggi, seperti galaksi-galaksi dan bintang-bintang.

Salah satu tujuan dari misi ini adalah untuk mendeteksi adanya galaksi-galaksi yang terdiri hampir sepenuhnya dari materi gelap, yaitu galaksi-sel-sel besar yang tidak memiliki inti bintang atau hanya memiliki inti bintang sangat kecil. Galaksi-galaksi ini disebut sebagai galaksi-sel gelap (dark galaxy) atau galaksi-sel hitam (black hole galaxy).

Namun, misi ini menghadapi beberapa masalah teknis dan operasional. Pada awal misi, komunikasi satelit gagal dan operator tidak dapat mengambil data secara nirkabel. Selain itu, saat SuperBIT melakukan enam kali lewat di Amerika Selatan pada 40 hari berturut-turut, proyeksi menunjukkan bahwa teleskop berdaya matahari akan menuju ke cuaca buruk dan menjauh dari wilayah darat lainnya untuk mendarat dengan aman.

Untuk menghindari hal ini, operator memutuskan untuk mengakhiri penerbangan lebih awal dan memperkirakan landasan yang kasar. Mereka juga memberikan instruksi kepada SuperBIT untuk mengirim data ke bumi melalui kapsul-kapsul pengunduran diri (drop capsule). Tim astrofisika Ajay Gill dan Ellen Sirks (di sebelah kanan) membungkus kapsul pengunduran diri untuk misi SuperBIT.

Pada akhir hari itu, SuperBIT telah hancur; parasutnya gagal melepaskan saat mendarat dan menarik pesawat kecil itu menjadi potongan-potongan. Tetapi pada pukul 12:31 UTC tanggal 25 November 2023, dua kapsul kecil berisi data penting tentang dark matter terpisah dari SuperBIT. Setiap kapsul beratnya 1,28 kilogram dan berisi sebuah papan sirkuit listrik yang didukung oleh baterai yang menyimpan data. Mereka juga dilengkapi dengan parasut - oranye cerah untuk membantu pemulihan.

Tim pencarian dan penyelamat menemukan kapsul pertama sekitar 3,8 km dari lokasi mendaratannya. Mereka kemudian mencoba mencari kapsul kedua dengan menggunakan drone. Akhirnya, mereka berhasil menemukan kapsul kedua pada tanggal 29 November 2023 di sebuah desa di Argentina.

Dengan demikian, data dark matter SuperBIT berhasil diselamatkan setelah hampir hilang selama dua minggu. Data ini sangat berharga karena dapat memberikan informasi baru tentang struktur dan dinamika alam semesta.[]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.