Seruan Jihad dari Negeri Khalifatul Khamis
BUMI Palestina kembali berdarah. Pelakunya masih sama, Zionis Israel.
Oleh: Abu Jihad FS*
RESPON terhadap kebiadaban Zionis Israel datang dari seantero dunia. Termasuk dari Negeri Khalifatul Khamis.
Mukadimah
Terbukti, elemen masyarakat dari Solidaritas Islam untuk Palestina wilayah Kepulauan Buton (Kepton), mendatangi Kantor DPRD Kota Baubau, Selasa (18/5). Mereka diterima langsung Ketua DPRD Baubau, H Zahari.
Tuntutannya dua, hentikan serangan Israel ke Palestina, dan kirim pasukan untuk menolong saudara muslim di Palestina.
Dalam pernyataan sikapnya disebutkan, Solidaritas Islam untuk Palestina wilayah Kepulauan Buton di Negeri Khalifatul Khamis menyatakan keprihatinan terhadap invasi yang dilakukan Israel terhadap muslim Palestina. Bukan hanya merampas tanah kaum muslimin, mereka juga membunuh umat Islam.
Palestina dibombardir para Zionis Israel. Puluhan warga dan anak-anak syahid, sedangkan ratusan yang lain mengalami luka-luka.
Sekali lagi, saudara-saudara kita di Palestina harus menjalani lebaran Idul Fitri dalam pilu dan ancaman bom yang menderu. Sungguh, tidakkah cukup kekejian Israel dan tangis pilu saudara kita di Palestina membukakan mata dan mengetuk nurani kita?
Di tengah kecaman dunia, Israel terus melakukan aksi bar-barnya. Bagi kaum Muslim, akar persoalan Palestina (sejak Yahudi menjajah Palestina tahun 1948 hingga hari ini) sesungguhnya bersinggungan dengan beberapa hal, diantaranya ihwal akidah/syariah Islam (Keutamaan al-Quds/Yerusalem).
Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini, dan ia menempati posisi yang sangat mulia. Ada beberapa keutamaan dan sejarah penting yang dimiliki al-Quds.
Pertama, tanah wahyu dan kenabian. Ibnu Abbas menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, "Para nabi tinggal di Syam dan tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR at-Tirmidzi).
Kedua, tanah kiblat pertama. Arah kiblat pertama bagi Nabi Muhammad saw. dan kaum Muslim adalah Baitul Maqdis (al-Quds) sampai Allah SWT menurunkan wahyu untuk mengubah kiblat ke arah Ka’bah (QS al-Baqarah [2]: 144).
Ketiga, masjid al-Aqsha adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang direkomendasikan Nabi saw. untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid al-Aqsha.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Rasulullah saw. pun bersabda, “Sekali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 salat. Sekali salat di Masjidku (di Madinah) sama dengan 1000 shalat. Sekali salat di Masjidilaqsa sama dengan 500 shalat.” (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar).
Keempat, tanah ibukota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, “Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di al-Quds (Baitulmaqdis). Jika Khilafah ada di al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibukotanya keluar dari sana (al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya.” (HR Ibn Asakir).
Realitas Emipiris
Berkaitan dengan aspirasi tersebut, dewan sudah menyatakan sikap. Pertama, DPRD Kota Baubau sangat mengutuk keras kekerasan yang dilakukan zionis Israel terhadap masyarakat Palestina. Karena yang dilakukan Israel bukan hanya persoalan agama, tapi juga kejahatan kemanusiaan.
Kedua, aspirasi yang disampaikan Solidaritas Islam untuk Palestina wilayah Kepton akan dilanjutkan ke tingkat Pusat. Berikutnya, mendukung langkah-langkah untuk meringankan derita muslim Palestina diantaranya melalui donasi, qunut nazilah, salat goib, atau doa bersama.
Menariknya, di tengah suasana diskusi tercetus seruan Jihad. Hal tersebut sontak langsung menaikan adrenalin. Apalagi yang mencetuskannya seorang legislator wanita, Hj Sitti Suhura.
Legislator PPP tersebut semakin iba setelah melihat korban yang jatuh anak-anak dan wanita. Dia mengutuk sikap keras PM Israel, Benjamin Netanyahu dibalik agresi militer zionis Israel tersebut.
“Kalau ada jihad wanita, saya yang pertama,” tegasnya.
Sebagai muslim, derita Palestina turut dirasakan muslim Indonesia. Maka itu, pengurus MUI Kota Baubau ini setuju bila dilakukan doa bersama, qunut nazilah, dan salat gaib bagi muslim Palestina.
Dia juga sepakat bila aspirasi yang disuarakan Solidaritas Islam untuk Palestina wilayah Kepton diteruskan ke atas. Bahkan bila perlu diagendakan di Bamus agar dikirimkan secara langsung oleh sejumlah legislator Baubau ke Senayan.
Seruan Hj Sitti Suhura paralel dengan poin dua aspirasi Solidaritas Islam untuk Palestina, yakni kirim pasukan. Secara historis hal tersebut juga dilakukan Khalifah Umar bin Khattab ra. dan Salahuddin al Ayubi. Dua khalifah itulah yang terbukti mampu membebaskan Palestina.
Setelah Khilafah sirna pada 3 Maret 1924, tidak ada lagi pelindung Baitulmaqdis. Tanah kiblat pertama umat Islam tersebut dijajah Zionis Israel hingga kini.
Khatimah
Tepat, jika solusi Palestina secara praktis adalah Jihad Fi Sabilillah, dan secara ideologis adalah Khilafah Islamiyah. Inilah kekuatan adidaya yang akan menghadapi adidaya lain di belakang Zionis Israel.
Sungguh kemenangan itu makin dekat. Janji Allah akan tertunaikan. Bisyarah Rasulullah akan segera menjadi kenyataan. Allah Akbar! (*)
(*)Khadim Majelis Nafsiyah Islamiyah (MNI) Negeri Khalifatul Khamis
Post a Comment