Header Ads


Menyoroti Latihan Bersama TNI-USA saat Pandemi

 
Oleh: Annisa Al Maghfirah
(Relawan Media)



Sebanyak 330 orang dari 2.828 Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat datang ke Indonesia pada Sabtu 24 Juli 2021 lalu di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Rencananya, US Army akan menggelar Latihan Bersama (Latma) dengan TNI Angkatan Darat Indonesia. Latihan bersama ‘Garuda Shield’ ke-15 tahun 2021. Konon ini adalah latihan terbesar sepanjang sejarah.

Kedatangan para tentara AS ini sontak membuat publik bertanya-tanya. Selain tidak seheboh ditanggapi seperti kedatangan tenaga kerja China, keuntungan apa bagi TNI dan warga Indonesia atas kedatangan tentara AS?

Kemungkinan pihak luar dapat mengukur sejauh mana kekuatan militer negeri adalah yang mesti diwaspadai juga. Amerika Serikat sendiri adalah negara adidaya kapitalisme yang kini sedang berebut kuasa atas Laut China Selatan dengan negara China.

Latihan bersama Garuda Shield tentu bukan sekedar latihan. Tentara Amerika terkenal memiliki kekuatan dan persenjataan yang memadai. Tidak lain latihan itu merupakan psywar pada China yang terus berupaya di Laut China Selatan. Baik Amerika maupun China memang telah sama-sama meningkatkan kehadirannya di wilayah (Laut China Selatan) yang disengketakan banyak negara itu.

Psywar ialah peperangan psikologis atau perang urat saraf adalah suatu bentuk propaganda ofensif yang dilancarkan dua atau lebih pihak yang saling bertentangan pendapat. Sebagaimana kita ketahui kedua negara itu memperebutkan Laut China Selatan. Bersitegang antara keduanya sering terjadi di Laut China Selatan pada Senin (12/7/2021). Dan juga hampir bertabrakan kapal perang pada tahun 2020 di Laut tersebut.

Latihan bersama TNI AD dan US Army bisa membuka pintu bagi intervensi asing dan semakin memperlihatkan Amerika yang terus ingin mencengkram negeri muslim. Amerika Serikat dan China memang sangat berambisi di Indonesia. Apalagi wilayah Indonesia yang strategis bin kaya akan SDA menjadi primadona. Tak ayal bagi negeri Paman Sam yang bersistem kapitalisme, Indonesia tidak boleh serta merta hilang dari pengaruh AS dan ada dalam pengaruh China.

Dalam pandangan Islam, militer adalah institusi pertahanan dan ketahanan suatu negara yang urgen. Pada fiqih Mazhab Syafi'i di bab peperangan (jihad) halaman 418 menjelaskan bahwa fungsi militer adalah untuk membela dan meninggikan kalimatullah. Artinya agar ajaran-ajaran Islam yang tinggi dan mulia dapat terpelihara, jangan sampai dirusak dan dihalangioleh golongan-golongan perusak yang hendak mencederai (memfitnah) ajaran Islam yang suci.

Pelatihan militer merupakan kebutuhan vital. Dan dalam Islam haruslah bertujuan untuk mempersiapkan kekuatan Islam. Militer dalam negara Islam tunduk kepada hukum syara. Saat perang tidak merusak pepohonan dan tumbuhan, membunuh atau melukai anak kecil, wanita hingga orangtua.

Negara juga wajib untuk mempersiapkan kekuatan militer atau pasukannya secara maksimal. Agar mampu menggentarkan/membuat takut musuh dan mengalahkannya. Sebagaimana firman Allah pada Surah Al Anfal ayat 60. Negara Islam dalam mempersiapkan kekuatan militer harus melakukan secara mandiri. Tidak ada kerjasama militer dengan negara asing/kafir. Karena hal itu sama dengan menyerahkan diri ke negara asing. Dan dapat menyebabkan strategi, kekuatan militer negara diketahui oleh musuh.

Lalu Islam mengarahkan militer untuk memiliki kesiapan yang tinggi, bersungguh-sungguh memberikan perhatian pada pelatihan tempur, penguatan fisik tentara, pelatihan penggunaan fasilitas/senjata, ilmu militer yang mumpuni hingga menjadi pasukan yang siap tempur jihad fisabilillah. "Menang atas izin Allah atau mati di medan perang sebagai syahid". Tak ayal militer negara Islam dikenal dalam sejarah adalah pasukan berani mati.

Wallahualam bissawab.(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.