Header Ads


Kemaslahatan Bersama: Pemahaman Islam tentang Kewajiban dan Peran Pria dan Wanita

Ilustrasi pasangan suami istri


Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ memberikan nasihat penting kepada umatnya terkait perlakuan terhadap wanita. Beliau bersabda, "Berbuat baiklah kalian kepada para wanita, karena seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya; jika engkau berusaha meluruskannya, engkau akan mematahkannya, dan jika engkau biarkan saja, ia tetap bengkok. Oleh sebab itu, berbuat baiklah kepada para wanita." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam penjelasan ulama, sabda Nabi ini menekankan pentingnya sikap baik, kelembutan, dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan para wanita, terutama istri-istri kita. Rasulullah ﷺ mengingatkan agar suami tidak melampaui batas dalam mengoreksi atau membenarkan perilaku istri, agar tidak menyakiti hatinya. Namun, juga tidak dibiarkan begitu saja dalam kesalahan atau kekurangan yang dimilikinya.

Dalam hadis ini terdapat beberapa faedah yang bisa dipetik, di antaranya adalah pentingnya bersikap baik dan lembut terhadap istri untuk menyenangkan hatinya. Hadis ini juga mengajarkan bagaimana mendidik wanita dengan pemaafan dan kesabaran atas kelemahan yang ada pada mereka. Jika seseorang tidak berusaha memperbaikinya dengan cara yang halus, dia tidak akan mendapatkan manfaat dari hubungan tersebut.

Tak dapat dipungkiri, banyak pria yang kurang berperilaku baik terhadap istri mereka, dan ini disebabkan oleh ketidakmenerapan syariat Islam dalam kehidupan mereka. Faktor ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalis, menjadi penyebab utama pria berperilaku kasar terhadap istri. Sulitnya mencari nafkah dan tingginya tingkat stres yang dihadapi oleh pria bisa memicu tindakan kasar terhadap istri atau bahkan anak-anak mereka.

Selain itu, kehidupan sekuler yang mengutamakan kebebasan juga berdampak negatif pada hubungan suami-istri. Perselingkuhan dan perbuatan terlarang lainnya semakin terjadi akibat pola hidup bebas yang dianut oleh sebagian pasangan. Kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban masing-masing juga bisa menyebabkan konflik dan bahkan kekerasan dalam rumah tangga.

Islam, sebagai agama sempurna, memberikan perintah untuk berbuat baik kepada wanita. Agama ini sangat menghormati wanita, memberikan perlindungan yang baik, dan memperhatikan hak-hak mereka. Islam dengan tegas melarang menyakiti dan menzalimi wanita. Bahkan, terdapat satu surah khusus dalam Al-Qur'an, yaitu Surah An-Nisa', yang membahas masalah wanita.

Fakta yang ada saat ini adalah banyak pria yang bertindak kasar terhadap istri mereka, karena tidak menerapkan syariat Islam dalam kehidupan mereka. Sistem kapitalisme liberal telah membuat wanita menderita perlakuan buruk, baik di dalam rumah tangga maupun dalam kehidupan publik. Negara-negara yang menganut sistem kapitalis sering kali mengabaikan tanggung jawab mereka dalam melindungi wanita. Wanita dianjurkan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan publik, namun pada saat yang sama, kebebasan yang berlebihan juga meningkatkan risiko pelecehan yang mereka alami.

Hal yang aneh adalah gerakan feminis sering kali mendorong kesetaraan penuh antara pria dan wanita dalam segala bidang sebagai solusi, padahal masalah yang dihadapi oleh wanita bukanlah masalah kesetaraan. Namun, hal ini terjadi karena syariat Islam jarang diterapkan dalam interaksi mereka.

Sungguh, Islam adalah agama yang sempurna dan aturan-aturan Allah sebagai Pencipta manusia, baik pria maupun wanita, sangat memahami kebaikan bagi keduanya. Islam memberikan aturan yang sama dalam kewajiban beribadah, menuntut ilmu, dan berdakwah. Islam juga memberikan hak yang sama dalam jaminan kesehatan, pendidikan, keamanan, dan kesejahteraan.

Namun, Islam juga memberikan aturan yang berbeda terkait fitrah dan karakteristik khusus yang dimiliki pria dan wanita. Seperti kewajiban pria dalam mencari nafkah dan menjadi pemimpin keluarga, yang tidak dituntut kepada wanita. Begitu juga dalam hukum-hukum terkait masa nifas, menyusui, dan pengasuhan anak, yang khusus untuk wanita. Perbedaan ini tidak membuat satu pihak lebih rendah dari yang lain, tetapi justru menciptakan kemaslahatan bersama dalam kehidupan. [IDN]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.