Header Ads


Pembunuhan Remaja di Sebastia: Palestina Desak Penyelidikan Internasional

Ilustrasi anak Palestina saat melawan tentara Israel


IndonesiaNeo.com --- Kementerian Luar Negeri Palestina telah meminta penyelidikan internasional terhadap pembunuhan remaja Palestina oleh Israel di kota Sebastiya, Tepi Barat yang diduduki, dengan lebih dari 200 warga Palestina tewas oleh Israel tahun ini. 

Fawzi Hani Makhalfeh, 18 tahun, sedang berkendara dengan temannya Mohammed Mukheimar ketika pasukan Israel menembaki mobil mereka sekitar tengah malam.

Mukheimar terluka dan ditangkap oleh pasukan Israel. Ahmed Jibril, direktur layanan ambulans dan darurat di Bulan Sabit Merah, mengatakan bahwa Makhalfeh terkena beberapa peluru, salah satunya langsung di kepala, dari puluhan peluru yang ditembakkan oleh tentara Israel. 

Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel mengatakan bahwa kedua warga Palestina tersebut mencoba menabrakkan mobil ke tentara, tetapi keluarga Makhalfeh mengatakan bahwa keduanya tidak menargetkan tentara tetapi terjebak saat berkendara pulang, dan mobil mereka ditembus oleh peluru.

Walikota Sebastia, Mohammad Azem, sebagaimana dikutip dari Aljazeera.com (22/07/2023), mengatakan bahwa ia adalah salah satu yang pertama tiba di lokasi kejadian. Ia menggambarkan adegan pembantaian berdarah, dengan lebih dari 50 lubang peluru di sasis. 

"Dia adalah seorang mahasiswa," kata Azem. "Sangat brutal".

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu, kementerian luar negeri menggambarkan pembunuhan Makhalfeh sebagai "eksekusi" dan meminta "mengadili pelaku dan orang-orang di belakang mereka". 

"Tembakan hujan peluru pada kendaraan yang mereka tumpangi mencerminkan besarnya kebencian, agresi, rasisme, dan pembunuhan yang direncanakan sebelumnya, yang membuat setiap kendaraan Palestina mencurigakan bagi tentara pendudukan sebagai target yang dapat ditembak dan membunuh siapa pun di dalamnya," kata kementerian itu.

Kementerian itu menyalahkan pemerintah Israel sepenuhnya atas apa yang digambarkannya sebagai "kejahatan eksekusi yang keji" yang dilakukan tentaranya di Sebastia, meminta penyelidikan internasional atas hal itu. 

Ratusan orang menghadiri upacara pemakaman di Sebastia pada hari Sabtu. Ayah Makhalfeh membantu membawa tubuh anaknya yang ditutupi dengan bendera Palestina sementara kepalanya dibungkus dengan keffiyeh. [IDN]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.