Header Ads


Sekjen PBB Sebut 3,3 Miliar Orang Tinggal di Negara Gagal Sistemis

Ilustrasi negara gagal


IndonesiaNeo.com --- Dikutip dari Muslimah News (28/07/2023), disebutkan bahwa cuplikan video yang menampilkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebutkan bahwa sekitar 3,3 miliar orang, hampir separuh dari total populasi manusia, tinggal di negara-negara yang menghabiskan lebih banyak uang untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan dan kesehatan, telah memicu keingintahuan banyak orang. Video tersebut menjadi viral di media sosial dan menimbulkan perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Anthony Budiawan, Direktur Political Economy & Policy Studies (PEPS), juga ikut menyebut Indonesia sebagai negara gagal sistemis melalui cuitan di akun Twitter pribadinya. Ia menyoroti bahwa dalam APBN tahun 2022, biaya untuk kesehatan hanya sekitar Rp176,7 triliun, sedangkan pembayaran bunga pinjaman mencapai Rp386,3 triliun.

Namun, Dr. Yuono Tri Utomo dari The Economic Future Institute memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, penilaian apakah suatu negara dianggap maju atau gagal tergantung pada tujuan bernegara yang telah ditetapkan. Ia menegaskan bahwa tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah melindungi seluruh bangsa Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Yuono menyoroti fakta bahwa masih terdapat sekitar 25,90 juta jiwa penduduk Indonesia yang hidup dalam kondisi miskin berdasarkan laporan BPS per Maret 2023. Menurutnya, selama masih ada penduduk yang miskin dan belum sejahtera, maka negara belum dapat dianggap berhasil.

Ia juga memperingatkan agar masyarakat tidak mengadopsi standar PBB atau lembaga dunia lain secara klak-klik, karena seringkali standar tersebut kontradiktif. Ia menyatakan bahwa jumlah 3,3 miliar orang yang hidup dalam kemiskinan menurut PBB hanyalah angka perkiraan dan kenyataannya bisa lebih besar lagi.

Yuono mengkritik bahwa kemiskinan yang terjadi tidak hanya karena faktor alami, tetapi lebih besar disebabkan oleh ketidakadilan sistem kapitalisme dalam pembagian sumber daya alam yang melimpah. Ia menyebut bahwa pembangunan yang mengandalkan model kapitalisme selalu berulang dalam krisis, sementara sumber daya alam yang melimpah dikuasai oleh oligarki asing. Menurutnya, paradigma ekonomi Islam menjadi solusi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan bagi Indonesia.

Yuono mengajak kaum Muslim untuk mendakwahkan paradigma Islam dan menerapkannya dalam praktik ekonomi untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang berkelimpahan dan dirahmati oleh Tuhan. [IDN] 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.