Header Ads


Buton Palestina

Oleh: Abu Jihad FS 


BARA konflik antara Yahudi penjajah dengan pasukan Hamas di Jalur Gaza Palestina kembali memanas. Solidaritas untuk muslim Palestina kembali muncul. Salah satunya aksi yang dilakukan muslim dari jazirah Negeri Khalifatul Khamis, Kota Baubau, dari Tugu Kirab, Jl Sultan Murhum, Rabu (11/10). 

Bebaskan Palestina dan penjajah Zionis Israel. Palestina tanah milik umat Islam. 

Begitu bunyi spanduk yang dibentangkan di Tugu Kirab. Sejumlah warga Kota Baubau juga membagikan buletin Kaffah. 

Haram membiarkan Palestina tanpa pembelaan kita. Begitu bunyi buletin Kaffah  disebarkan kepada warga atau pengendara yang melintas di Tugu Kirab. 

Intinya memberikan pemahaman kepada warga soal derita muslim Palestina. Jangan sampai mereka termakan dengan propaganda Barat. Menyebut serangan yang dilakukan Hamas sebagai tindakan terorisme. Sementara yang dilakukan kaum Yahudi sebagai aksi bela diri. 

Fakta sesungguhnya, Yahudi adalah penjajah, sementara muslim Palestina adalah pihak yang terjajah. Tanah mereka dicaplok sejak tahun 1948 melalui rekayasa Barat. 

Bisa dibayangkan, sekitar 75 tahun mereka terjajah. Akses air, listrik, makanan, dan aneka kebutuhan lainnya terbatas. Mereka hidup dalam penjara yang besar karena Yahudi penjajah membangun tembok setinggi 8 meter di atasnya dialiri kabel listrik agar tidak boleh dilintasi. 

Kini tanah muslim Palestina tersisa tinggal sekitar 10 persen. Sementara 80 persen lebih telah diambil alih oleh penjajah Yahudi. 

Maka itu, muslim tidak boleh diam. Kita dan mereka sama, bersaudara, berakidah Islam. Persaudaraan kita bukan karena nasab, atau garis keturunan, tapi karena keimanan. 

Allah berfirman: Sesungguhnya umat muslim bersaudara. 

Nabi juga bersabda: Umat muslim ibarat satu tubuh, bila satu bagian sakit, maka yang lain turut merasakannnya. 

Jadi, derita Palestina derita kita. Maka, selayaknya kita memberikan bantuan setara dengan yang dibutuhkan mereka.

Palestina adalah tanah Kharajiyah. Kesultanan Buton yang bergelar Negeri Khalifatul Khamis juga adalah tanah Kharajiyah. 

Dengan demikian, keduanya adalah sama-sama tanah milik kaum muslimin yang tidak akan berubah hingga hari Kiamat. Keduanya adalah wilayah yang masuk dalam kekuasaan Islam pada Kekhilafahan. 

Tanah Palestina pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sedangkan Kesultanan Buton pada masa Sulaiman Al Qanuni. 

Sekadar mengingatkan, Buton berubah menjadi kesultanan pada 1541 di masa Raja Buton ke-6, Raja Lakilaponto. Setelah itu berubah nama menjadi Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis. Ini sebagaimana tertera di papan nama makam Sultan Murhum. 

Beliau adalah raja terakhir sekaligus Sultan Buton pertama. Kesultanan Buton bergelar Negeri Khalifatul Khamis. 

Saat itu, bertepatan dengan masa kekuasaan Sulaiman Al Qanuni. Beliau adalah Khalifah pada masa Kekhilafahan Utsmani. Berkuasa pada 1521 hingga 1566. 

Pada masa Sulaiman Al Qanuni tanah Palestina tidak terjajah. Bahkan pada masanya Kekhilafahan berada pada masa keemasan karena menguasai hingga dua per tiga belahan bumi. 

Kekhilafahan pada masanya merupakan negara adi daya. Negara nomor satu dunia. 

Saat itu, tidak ada satu pun negara yang berani macam-macam dengan umat Islam. Jika tidak, mereka akan diberikan pelajaran oleh Khalifah Sulaiman Al Qanuni. 

Jangankan mengganggu wilayah kekhilafahan, mendengar nama Sulaiman Al Qanuni saja mereka sudah gemetar. Bahkan sosok Sulaiman Al Qanuni digelari dengan sebutan The Maghnificant atau figur yang luar biasa oleh Barat. 

Kalau dulu ada yang mengganggu, maka Khilafah yang membela. Lantas sekarang, siapa yang bela?

Benarlah jika Kesultanan Buton bergelar Negeri Khalifatul Khamis. Berkah persinggungan dengan negara adi daya. 

Alhamdulillah solidaritas untuk Palestina dari tanah Buton juga dilakukan di Jl Sultan Murhum. Sultan Pertama Buton. Allah Akbar. 

Sepintas mungkin kita menganggap cukup doa yang dikirimkan untuk menghentikan derita muslim Palestina. Apakah benar?

Doa adalah senjata umat Islam. Namun doa saja tidak cukup untuk membantu saudara kita disana. 

Lihatlah, konflik Rusia-Ukraina. Bagaimana cara Barat campur tangan disana. 

Bandingkan dengan yang terjadi di Palestina. 

Jelas, standar ganda digunakan Barat. Apakah kita mau terus termakan dengan propaganda mereka? Tentu tidak. 

Maka itu, kita harus punya standar sendiri. Tidak boleh terjabak dan larut dengan standar Barat yang menyesatkan. 

Standar umat Islam jelas, Al Qur'an, Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Inilah yang akan menunjukkan kebenaran dan kebatilan. Hitam atau putih. Tidak ada yang abu-abu. Tidak ada jalan tengah. 

Melihat sejarah pembebasan Palestina hanya dilakukan pada masa Kekhilafahan. Antara lain, pertama, dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Kedua, Khalifah Solahuddin Al-ayyubi. 

Sejak tanah Palestina jatuh di tangan Yahudi pada 1948 hingga kini sudah 75 tahun berlalu belum pernah dibebaskan kembali. Umat Islam terjebak dengan penjara nasionalisme. Menganggap Palestina adalah masalah internal mereka. Bukan urusan umat Islam yang lain. Astagfirullah. 

Kebetulan anak saya baru menginjakkan kaki di Kairo, Mesir untuk menimba ilmu di Al-Azhar. Mereka sudah napak tilas di Masjid dan Benteng Solahuddin Al-ayyubi. 

Saya sampaikan kepadanya: Tolong doakan saudara kita yang di Palestina semoga deritanya segera usai. Semoga Khilafah segera tegak untuk memberikan solusi tuntas bagi mereka dan umat Islam lainnya. Aaamiiin.(*)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.