Header Ads


Palestina: Tanah Ribath yang Terus Menggelorakan Semangat Jihad

Ilustrasi Pasukan Muslim

Indonesia Neo - TELADAN - Ujung kisah Palestina bukanlah sekadar impian kosong, melainkan sebuah kemenangan yang nyata. Kalimat azam, "Bir-ruh, bid-dam, nafdika, ya Aqsha. Dengan jiwa, dengan darah, kami berkorban untukmu, wahai Aqsha...!" menjadi doa yang terus diulang oleh mujahidin dan warga Palestina, terutama di Gaza. 

Tekad kuat, ketulusan, keyakinan, dan kesiapan berkorban, bahkan nyawa, menjadi pondasi perjuangan untuk merebut kembali hak umat atas Al-Aqsha dan seluruh tanah wakaf Palestina.

Gaza, pada saat ini, menjadi saksi bisu dari kehancuran yang hampir melanda seluruh wilayahnya. Dalam kurun waktu hampir sebulan, tanah ini diserang secara brutal oleh militer zionis dengan dukungan penuh dari Amerika. 

Hingga tanggal 6 November 2023, hampir 9.900 warga sipil telah menjadi syuhada, dan 26.000 lainnya terluka parah. Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah seiring dengan masih banyaknya yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang rata dengan tanah. Meskipun demikian, semangat perlawanan Gaza ternyata berhasil mengatasi seruan Netanyahu untuk bertempur habis-habisan.

Netanyahu dan kelompok Zionisnya gagal mempertahankan pandangan bahwa penjajahan Zionis atas Palestina adalah takdir sejarah yang tak terelakkan. Meskipun dilengkapi dengan senjata canggih dan tentara elit, militer Zionis terguncang oleh semangat jihad kolosal "Taufan al-Aqsha". 

Mereka tidak segan mengabaikan konvensi internasional tentang perang, dan dengan kejam menyerang tanah Gaza tanpa memilih sasaran, merusak pengungsian, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja tanpa ampun.

Mayoritas korban adalah warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan, termasuk tenaga medis, relawan kemanusiaan, dan jurnalis internasional. 

Meskipun dunia mengutuk aksi brutal Zionis, penduduk Gaza terus menahan diri di tengah keterbatasan logistik seperti makanan, air, listrik, gas, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya. 

Meski hidup dalam ketidakpastian, mereka tetap sabar, mendukung pejuang agama Allah dengan darah, air mata, dan doa.

Kejadian di Gaza sebenarnya merupakan ujian keimanan yang luar biasa. Firman Allah, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah: 155) mencerminkan ujian tersebut. Ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, dan ancaman terhadap nyawa melanda hari-hari warga Gaza, tetapi keimanan mereka yang kuat menjadi tumpuan.

Warga Gaza adalah teladan ketakwaan pada era ini. Di tengah kesedihan dan duka, mereka menyampaikan pesan kuat bahwa semangat perjuangan untuk mempertahankan kemuliaan tidak boleh padam. 

Mereka yakin bahwa di balik ujian ada kebaikan yang berlimpah. Keimanan yang tertanam dalam jiwa mereka, warisan dari generasi terbaik umat, menjadi sumber kekuatan yang tidak pernah pudar.

Gaza dan Palestina adalah tanah ribath yang diamanahkan oleh Rasulullah. Keutamaan jihad dan ribath, seperti yang disabdakan Rasulullah tentang Asqalan, menjadi pendorong bagi mereka. 

Meskipun di tengah ujian, mereka tetap bersemangat melaksanakan jihad dan ribath, menjaga perbatasan dan mempertahankan kehormatan umat Islam.

Kejadian di Palestina, termasuk Gaza, bukan hanya ujian bagi mereka, melainkan juga ujian bagi kualitas iman kita. Rasulullah mengingatkan agar umat Islam bersaudara, tidak saling membenci, dan menjaga kehormatan sesama muslim. 

Urusan Palestina bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi juga urusan iman. Oleh karena itu, kita semua seharusnya turut menguatkan perjuangan mereka agar Palestina dapat merdeka di bawah naungan Khilafah, sesuai dengan janji Allah dan pesan Rasulullah. []

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.