Header Ads


International Culture Day UINSA 2023: Perlukah Diwaspadai?

 

Ilustrasi International Culture Day


Indonesia Neo, NASIONAL - Mahasiswa baru program kelas internasional tahun 2023 mengikuti International Culture Day yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel pada Rabu, 22 November 2023. Mahasiswa berasal dari sepuluh negara, termasuk Gambia, Somalia, Nigeria, Pakistan, Afganistan, Thailand, Malaysia, Timor Leste, dan Turki.

Rektor UINSA Prof. Akh. Muzakki, Ph.D., menekankan pentingnya memahami keberagaman dalam acara tersebut. "Diversity is life and life is diversity. No diversity no life," ucapnya. Acara ini melibatkan Vice Consul Jepang Nakagome Kota, General Manager TETO Taiwan Issac Chiuu, dan Konsul Belarusia di Surabaya sebagai pembicara dalam talkshow. Mahasiswa dari sepuluh negara membuat sepuluh stan yang berisi makanan untuk mengikuti lomba.

Dalam menanggapi kegiatan semacam ini, pengamat pendidikan Dr. Vidia Gati menyatakan kebutuhan untuk waspada. "Acara-acara semacam ini terlihat baik karena memperkenalkan berbagai suku, bangsa, bahasa, bahkan agama," ungkapnya kepada redaksi MNews pada Jumat, 8 Desember 2023.

Namun, ia menekankan perlunya catatan jika tujuan acara adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa perbedaan hanya pada kulit, sedangkan esensinya sama. "Islam tidak menolak bahwa manusia diciptakan dengan aneka ragam bahasa, warna kulit, suku, dan bangsa. Namun, dalam ide pluralisme tidak demikian. Pluralisme tidak boleh klaim bahwa hanya keyakinannya yang benar," katanya.

Kegiatan yang memperkenalkan perbedaan seperti ini, menurutnya, sering mengarah pada pemahaman moderasi beragama. "Moderasi beragama dianggap sebagai narasi terbaik dalam menangkal radikalisme," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ketika ada ajakan untuk menerapkan Islam secara kafah, hal tersebut dianggap sebagai 'klaim kebenaran' oleh kelompok tertentu. "Padahal, menjauhkan umat Islam dari usaha menerapkan Islam kafah sama dengan menjauhkannya dari kebaikan dan kebenaran, karena Islam adalah aturan universal yang berasal dari Pencipta dan menjadi rahmat seluruh alam," jelasnya.

Saat ini, katanya, umat Islam justru menjauh dari syariat-Nya, menyebabkan krisis multidimensi, perpecahan, penjajahan, dan kehilangan predikat sebagai umat terbaik. Allah, tambahnya, telah menegaskan bahwa agama di sisi-Nya hanya Islam dan hanya Islam yang diridai. "Secara historis, hanya Islam yang mampu memberikan pengaturan dan kesejahteraan dalam masyarakat yang majemuk, sementara keyakinan lain justru menghasilkan ketidakadilan," tukasnya.[]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.