Header Ads


Pembantaian Kaum Muslimin Terus Membabi Buta, Dunia Hanya "Diam" Saja?

Oleh: Asma Sulistiawati*) 


Pembantaian kaum Muslimin di Gaza masih terus berlanjut. Sejak 7 Oktober 2023 sampai dengan saat ini tercatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza korban syahid meninggal dunia sekitar 30.320 orang, luka-luka sebanyak 71.533 dan korban yang dimana masyarakat sipil mengungsi di Rafah sekitar 1,4 juta orang (antaranews.com, 3/3/2024).

Terbaru pada Kamis (7/3) lalu Israel dengan biadabnya melepaskan tembakan kepada para kerumunan warga Gaza yang sedang menunggu bantuan yang dikirimkan melalui jalur udara. Pembantaian, pemblokiran akses bantuan, dan genosida yang terjadi dalam kurun waktu 5 bulan ini harusnya membuka mata dan hati kita bahkan menggugah iman kita bahwa sudah sedemikian parahnya rasa kemanusiaan dunia. Bahkan PBB yang katanya polisi "perdamaian" dunia nyatanya tidak bisa menghentikan kebiadaban Israel. 

Bahkan dalam rapat Dewan Keamanan PBB dimana Al Jazair meminta gencatan senjata kepada Israel, Amerika dan Inggris justru menolak resolusi ini. Secara langsung ini menunjukkan bahwa AS merupakan pendukung kejahatan ini atas kaum Muslimin.


Kecaman Tidak Berarti Apa-apa

Telah banyak pihak baik itu muslimin maupun non muslim namun mereka memiliki empati terhadap apa yang terjadi di Palestina, mereka menyuarakan akan penghentian serangan Israel ke Gaza namun dunia bergeming. Bahkan dunia membuat polarisasi bahwa bagi pihak yang mendukung Gaza maka dia termasuk pendukung teroris. Seolah membuktikan kepada kita bahwa Israel maupun negara-negara pendukung mereka melegitimasi serangan ke Gaza adalah bentuk perlindungan mereka. 

Jika dilihat maka Gaza -lah yang menjadi korban besar-besaran disini. Mereka tidak memiliki hak hidup dan tidak dilindungi oleh dunia. Bahkan bulan Ramadhan tidak mengunggah hati mereka untuk sekedar menghentikan serangannya ke Bumi Al-Aqsha itu.

Belum lagi bencana kelaparan yang saat ini melanda Gaza. Tidak cukup serangan senjata nyatanya krisis makanan terjadi disana. Bagaimana foto-foto yang berseliweran di social media anak-anak Gaza menderita gizi buruk akibat blokade yang dilakukan oleh Zionis Israel atas bantuan yang masuk untuk Palestina.

Sungguh hari ini Gaza benar-benar memanggil bukan hanya perhatian kita namun keberanian kita untuk memberangus pasukan Zionis Israel yang menduduki tanah Palestina itu. Penduduk Gaza pun tidak punya negara tetangga yang dengan rela "mengulurkan" tangan mereka untuk memberikan tempat bernaung. Sebagaiman mereka lari ke Rafah yakni perbatasan Gaza dengan Mesir. Namun pahitnya, mereka tidak bisa mendapatkan suaka (perlindungan) sebab disana ada tembok yang menghalangi masuknya kaum Muslimin. 

Inilah yang kita lihat betapa kejamnya sekat dan paham nasionalisme. Seolah melindungi kepentingan bangsa namun kita juga memiliki kewajiban untuk peduli atau bahkan harus melindungi mereka dari semua bentuk kekejaman pasukan zionis.Hal ini diperparah dengan negeri-negeri Arab yang notabene paling dekat secara kewilayahan dengan Palestina, mereka tidak juga mengirimkan pasukan untuk melawan atau bahkan memerangi pasukan zionis Israel.

Jika hari ini bahwa tidak ada solusi yang jitu untuk penghentian pembantaian kaum Muslimin. Karena hakikatnya kita hidup dibawah naungan sistem hidup yang menjadikan akal manusia sebagai pemutus segala perkara dalam kehidupan. Nasionalisme yang dijunjung tinggi nyatanya menjadikan kaum Muslimim masih bertemankan setia dengan kesendirian mereka. Pemimpin-pemimpin kaum Muslimin diam bahkan hanya menonton atas pembantaian yang terjadi di Palestina. Mereka hanya mengecam secara retoris namun mereka masih menjabat tangan dan bekerjasama dengan negara-negara yang mendukung pembantaian kaum Muslimin seperti AS, Inggris, Perancis, dll.

Dalam Islam kita mengenal bahwa kaum Muslimin ibaratnya satu tubuh dan ketika satu anggota tubuh itu merasakan sakit maka seharusnya tubuh yang lain ikut merasakan sakit. Sebagaimana yang terjadi di Gaza, tugas kaum Muslimin dengan terus menunjukkan posisi mereka apakah mendukung kaum Muslimin apapun bentuknya. 

Islam bukan hanya keyakinan akan tetapi Islam adalah seperangkat aturan kehidupan yang mewajibkan kita untuk menolong saudara kita. Dalam ajaran Islam kita diperintahkan untuk memerangi siapa saja memerangi kaum Musmilin. Terlebih permasalahan Gaza ini nyata kebencian mereka atas dasar agama. Sekali lagi permasalahan ini bukan permasalahan kemanusiaan.  

Allah SWT telah menegaskan pembebasan Palestina harus dilakukan dengan sungguh-sungguh yakni memerangi penjajah Yahudi dan negara-negara pendukung entitas Yahudi. Allah SWT berfirman (yang artinya): Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 190).

Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Bunuhlah  mereka di mana saja kalian jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).

Adapun solusi yang pas atas apa yang terjadi di Palestina adalah mengusir entitas Yahudi yang ada disana dengan cara jihad fii sabilillah. Sebab Zionis Yahudi disini adalah penjajah yang didukung oleh negara-negara imprealis seperti AS dan Inggris. Kekuatan mereka akan sebanding jika kaum Muslimin juga memiliki kekuatan global dibawah naungan satu persatuan ukhuwah Islamiyah.

Khilafah 'ala minhajjin nubuwah adalah untaian indah dari Rasulullah saw. yang merupakan janji-Nya bahwa akan ada kekuasaan kaum Muslimin yang memiliki kekuatan untuk melawang negara-negara pembantai kaum Muslimin. Wallahu 'alam bishowab.


*) Pegiat Literasi Kota Baubau

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.