Begal, Bukti Nagara Gagal Menjamin Hidup Layak
Oleh: La Ode Mahmud*)
IndonesiaNeo, OPINI - Kota Kendari kian "gelap", bukan karena listrik padam, tapi karena rasa aman yang meredup. Aksi begal semakin brutal, bahkan sudah menelan korban jiwa.
Seorang warga dilaporkan tewas karena dibegal saat melintas di jalan raya. Di sisi lain, pengemudi ojek online dan warga biasa harus berjibaku menjaga nyawa mereka sendiri di jalan-jalan kota yang seharusnya aman bagi masyarakat.
Pelaku? Ternyata kebanyakan dari mereka masih remaja. Usianya belasan. Tanpa pekerjaan. Tanpa harapan. Bahkan sebagian dari pelaku adalah residivis yang keluar masuk penjara seperti masuk warung.
Polisi memang telah menangkap pelaku tapi publik tahu bahwa ini bukan kali pertama dan tidak akan menjadi kejadian yang terakhir.
Ini bukan soal sekadar keamanan masyarakat. Ini adalah persoalan sistem yang gagal. Gagal mendidik. Gagal memberi makan dan gagal menumbuhkan rasa takut pada dosa.
Ketika negara tak sanggup menjamin pendidikan dan ekonomi warganya, ketika pergaulan remaja dibiarkan bebas tanpa arah dan ketika hukum tak menimbulkan rasa jera maka kriminalitas akan tumbuh subur.
Begal hanyalah gejala. Akar masalahnya adalah sistem sekuler kapitalis yang tak peduli pada manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan.
Kita bisa saja memaki para pelaku. Tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Kita harus bicara lebih jauh bagaimana sistem ini membiarkan anak-anak muda hidup tanpa arah, tanpa sandaran dan akhirnya memilih jalan "hitam".
Islam tidak menunggu kejahatan terjadi. Islam melakukan tindakan preventif dan mencegah sejak dari akarnya. Dalam sistem Islam, negara bukan sekadar aparat tapi pengurus dan pelayan kehidupan rakyat. Negara menyediakan pendidikan berbasis akidah, menjamin kebutuhan dasar tiap warga dan menerapkan sistem hukum yang adil dan tegas.
Negara dalam Islam wajib menyediakan jaminan hidup layak baik sandang, pangan, papan, pendidikan, dan keamanan. Qadhi (hakim) dalam Islam memutuskan perkara tanpa bisa diintervensi. Hukuman tidak diberikan untuk memberikan balas dendam, tetapi untuk menjaga masyarakat dan menghapus dosa pelaku.
Dalam sistem Islam, aparat keamanan bukan hanya penangkap, tapi pelindung masyarakat. Masyarakat pun tak tinggal diam. Mereka dididik untuk menjadi bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Dan anak-anak muda? Mereka dibina bukan sekadar agar tidak jadi penjahat tapi agar menjadi pemimpin peradaban.
Itulah yang tidak dimiliki sistem hari ini. Kapitalisme tidak peduli pada akhlak, hanya pada angka dan pasar. Sekularisme tidak peduli pada dosa, hanya pada pasal-pasal hukum yang bisa ditafsirkan semaunya.
Maraknya begal di Kendari adalah alarm keras bahwa negara ini sedang sakit dan tambal sulam tidak akan menyembuhkan. Hanya perubahan sistemik yang bisa menjadi jalan keluar. Dan itu hanya bisa terwujud jika Islam ditegakkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Saatnya menoleh pada Islam, bukan hanya sebagai agama, tapi sebagai sistem kehidupan yang membawa keadilan dan perlindungan nyata bagi semua termasuk solusi dalam pengentasan masalah begal [].
*) Pegiat Literasi
Post a Comment