Kapitalisme Mencetak Kehancuran Generasi dalam Perangkap Narkoba dan Kekerasan
Oleh: Yeni, S.Pd., M.Pd*)
IndonesiaNeo, OPINI - Kata generasi bukanlah sebuah kata yang baru bahkan asing bagi kita. Sejatinya, generasi merupakan kaum pemuda yang eksistensinya memiliki potensi besar terhadap kemajuan dan perubahan suatu negara. Maka melalui tangan para pemuda diharapkan menciptakan brilliant ideas atau ide ide brilian untuk meretas berbagai problematika umat. Jadi merupakan hal yang lumrah ketika kita menyatakan bahwa pemuda adalah properti berharga bagi suatu negara sebab merekalah yang akan menjadi penerus perjuangan, pembangun, dan pemimpin dimasa depan.
Namun pada kenyataanya, ditengah derasnya arus kehidupan dalam bingkai kapitalisme menawarkan berbagai peristiwa miris yang dilakoni oleh para generasi muda. pola pikir pemuda hari ini seakan disetir dengan ide just for fun atau hidup untuk bersenang senang sehingga terbesit keinginan untuk mencoba melakukan sesuatu demi memuaskan diri mereka tanpa mempertimbangkan konkeswensinya. Maka dihasilkanlah berbagai tindakan yang merusak citra para pemuda. Kehidupan generasi dalam sistem Kapitalisme diliputi dengan berbagai problematika dan kemaksiatan, seperti kasus narkoba, sering terjadinya tawuran, dan kasus pembegalan. Selain itu, generasi juga lemah dalam mengendalikan dirinya dalam menghadapi persoalan termasuk kecemasan dan ketakutan.
Sebuah fakta menyajikan kepada kita tentang sejumlah 54 pelajar yang diamankan pihak kepolisian karena diduga hendak tawuran di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (9/8/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Kapolsek Serpong, AKP Suhardono, menjelaskan, para pelajar tersebut ditemukan sedang berkumpul di dekat makam kawasan Cilenggang. Kerumunan mereka sempat menimbulkan kecurigaan warga yang melaporkan kejadian tersebut ke polisi. “Dari informasi warga kalau ada orang banyak nongkrong-nongkrong dekat makam di Tajuk Cilenggang. Karena malam, kok pada nongkrong ramai-ramai, makanya kita cek,” kata Suhardono saat dikonfirmasi, Sabtu (9/8/2025).
Saat diperiksa, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa enam cerulit, satu bom molotov, dan 25 sepeda motor. Para remaja mengaku hendak melakukan tawuran di wilayah Kedaung, namun aksi tersebut berhasil digagalkan berkat kecurigaan warga. “Mau tawuran nyerang ke Kedaung, belum sempat kita sudah cegah duluan,” ujarnya. Sebagian besar pelaku merupakan pelajar di bawah umur yang berasal dari berbagai daerah, seperti Serpong dan Gunung Sindur. Polisi juga memastikan mereka bukan bagian dari kelompok atau geng tertentu. “Enggak ada nama gengnya, itu cabutan-cabutan dari berbagai wilayah. Admin akun Instagram juga sudah kita amankan,” tambah Suhardono. Sebagai tindak lanjut, polisi akan memanggil orang tua para pelajar dan memberikan pembinaan guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Fakta miris yang lain adalah berita penangkapan lima remaja oleh Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan. Polsek menangkap lima remaja berstatus pelajar yang terlibat aksi pembegalan terhadap seorang sopir truk ekspedisi di lampu merah Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara. Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea menjelaskan bahwa para pelaku tidak hanya merampas barang korban, tetapi juga melakukan kekerasan fisik terhadap korban yang diketahui telah lanjut usia. “Korban bernama Oman (67) mengalami luka di kepala dan dagu akibat dipukul oleh para pelaku. Selain itu, kaca depan truk juga pecah akibat serangan mereka,” kata Sampson, Jumat (8/8/2025).
Kelima pelaku yang diamankan berinisial ARM (16), GA (16), MAB (15), JH (18), dan satu lagi tidak disebutkan identitasnya. Mereka mengadang truk korban yang tengah melaju menuju gerbang masuk Tol Gedong Panjang. Para pelaku memecahkan kaca kendaraan, memukul korban, dan merampas ponsel serta uang tunai milik korban.
Dua fakta tindakan miris diatas hanyalah sebagian kecil terhadap kerusakan prilaku generasi saat ini. Namun mampu membuka wawasan kita bahwa pemuda hari ini sedang tidak baik baik saja. Masih banyak kasus pelanggaran lain dengan jenis dan tempat yang berbeda yang telah menimpa pemuda kita saat ini.
Sistem pendidikan sekuler-kapitalis gagal membentuk generasi berkepribadian Islam. Output pendidikan sekuler adalah generasi yang tidak tahu jati dirinya sebagai Muslim, sehingga tidak paham bagaimana harusnya berpikir dan bertindak yang benar sesuai misi penciptaan. Adanya ide perubahan kurikulum pendidikan ternyata bukanlah solusi utama untuk menciptakan pemuda yang sesuai harapan bangsa dan negara. Selain itu, rancangan pendidkan dalam kapitalisme tidak memenuhi keinginan para orang tua yang menitipkan anaknya diberbagai lingkungan pendidikan dengan harapan menjadi generasi unggul.
Hal hal diatas juga ditunjang oleh tidak adanya lingkungan sosial yang suportif guna membentuk kepribadian generasi. Media hari ini pun bebas kontrol dan memuat berbagai pemikiran yang merusak generasi.
Walhasil, dari seluruh problematika yang melanda generasi saat ini, negara membutuhkan sebuah sistem dengan solusi jangka Panjang. Berbagai persoalan generasi membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi komprehensif, yakni penerapan sistem Islam di bawah institusi negara Khilafah. Islam akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat, termasuk membentuk kepribadian mulia generasi.
Sistem pendidikan dalam naungan khilafah menekankan pada pendidikan yang berlandaskan pada akidah Islam dan syariat Islam. Tujuannya tidak lain hanya untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berkontribusi bagi umat dan negara. Pendidikan dalam naungan khilafah akan memberikan jaminan pendidikan secara gratis, berkualitas, dan merata bagi seluruh warga negara. Kurikulum pendidikan akan didasarkan pada akidah Islam dan diajarkan secara seragam di seluruh wilayah khilafah sehingga melahirkan generasi unggul dengan kepribadian islam.
Negara Khilafah juga akan mengontrol media sebagai sarana edukasi dan dakwah semata. Jika terdapat kelalaian, maka khilafah menyajikan sanksi tegas berdasarkan syariat islam terhadap pelaku yang memberikan efek jera. Sehingga berbagai kasus yang menjerat generasi saat ini, hanya dapat diatasi dengan penerapan islam secara totalitas melalui bingkai Daulah Khilafah.
Wallahu a’lam bishshawab.[]
*) Pemerhati Masalah Generasi
Post a Comment