Header Ads


Gen Z dan Potensi Kebangkitan Umat

Oleh: Dewi Sartika*)


IndonesiaNeo, OPINI - Gen Z adalah simbol perubahan suatu bangsa. Begitu pula demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu didominasi oleh para Gen Z. Beratnya beban dan tekanan hidup memanggil mereka turun ke jalan untuk menyuarakan keadilan dan tuntutan-tuntutan mereka.

Dalam aksinya, para demonstran menuntut kepada pemerintah agar menurunkan harga bahan pokok, memperbaiki pendidikan, menciptakan lapangan pekerjaan, memberantas korupsi, menghukum para koruptor, serta memperbaiki buruknya layanan publik.

Tak hanya aksi di dunia nyata, para Gen Z juga menyuarakan ketidakadilan ini di dunia maya melalui kreativitas mereka dalam berbagai bentuk, seperti meme, poster visual, dan narasi digital.

Terkait aksi yang dilakukan oleh para Gen Z ini, Psikolog Anak dan Remaja Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog, menilai apa yang dilakukan oleh mereka adalah cara merespons tekanan hidup. Gen Z memiliki cara tersendiri dalam menghadapi tekanan tersebut.

“Para Gen Z memiliki mekanisme otak yang lebih maju dibandingkan dengan generasi sebelumnya,” (Kompas.com, 5/9/2025).

Pendapat lain disampaikan oleh psikolog Indonesia, Prof. Rose Mini Agoes Salim, yang menyoroti fenomena semakin meningkatnya jumlah Gen Z yang ikut aksi demonstrasi. Menurut Rose Mini, meskipun aksi demo dapat dijadikan ajang belajar, remaja ini rentan terprovokasi sebab kontrol diri masih belum matang. Ia juga menjelaskan bahwa pada usia remaja tersebut, cenderung ingin terlihat keren dan tampil berani di depan teman-temannya, apalagi dalam situasi penuh tekanan dan emosi, sehingga hal ini dapat memicu mereka untuk bertindak impulsif (inforemaja.id, 2/9/2025).



Pemuda Ujung Tombak Perubahan

Tinta emas sejarah menuliskan bahwa pemuda adalah ujung tombak perubahan suatu bangsa. Di tangan merekalah kebangkitan peradaban dapat diwujudkan. Tokoh pemuda seperti Muhammad Al-Fatih membuktikan bahwa ia adalah pemuda hebat yang menjadi contoh bagi pemuda masa kini untuk melakukan perubahan.

Gen Z saat ini menghadapi tekanan yang sangat kompleks, seperti ketidakadilan dalam sistem kapitalisme, sempitnya lapangan pekerjaan, pajak yang mencekik, biaya sekolah mahal, kesehatan mahal, dan biaya hidup yang semakin tinggi. Persoalan ini menguras energi dan pikiran mereka agar dapat bertahan hidup. Dari kompleksnya persoalan inilah dapat lahir perubahan, jika potensi yang ada pada mereka didukung dengan adanya kesadaran yang berlandaskan Islam. Para pemuda bisa menjadi motor penggerak kebangkitan umat sebagaimana yang terjadi di masa lampau.

Jika para psikolog mengklasifikasikan karakteristik generasi saat ini dengan sandaran ilmu psikologi, hal ini tentu akan diarahkan pada paradigma berpikir ala kapitalisme yang menghilangkan kesadaran politik, sebab mereka lebih fokus pada pendekatan spesifik pemuda. Padahal, apa yang dilakukan oleh para Gen Z saat ini adalah bagian dari penyaluran potensi yang ada pada diri manusia ketika mendapatkan ketidakadilan.

Dalam Islam, Allah menciptakan manusia beserta potensi dan nalurinya, seperti naluri nau’ (melestarikan keturunan), naluri tadayun (beragama), dan naluri baqo (mempertahankan diri). Semua potensi dan naluri ini menuntut adanya pemenuhan, dan pemenuhan tersebut haruslah berdasarkan hukum syara.

Seperti halnya demo yang mereka lakukan, hal itu merupakan refleksi dari naluri mempertahankan diri dari tekanan, rasa marah, dan penindasan yang mereka rasakan dalam rangka melakukan pembelaan. Ini adalah fitrah yang ada dalam setiap diri manusia. Agar naluri ini sesuai dengan syariat Islam, diperlukan adanya pemahaman yang benar terkait pemenuhannya.

Dengan demikian, ketika melakukan perbuatan harus dengan paradigma untuk meraih rida Allah, bukan materi. Standar perbuatannya adalah halal dan haram, bukan karena ingin terlihat hebat atau mendapatkan pujian dan materi.

Para Gen Z harus memiliki arah pandang perubahan seperti apa yang akan diraih, dan dapat memberi solusi atas setiap persoalan yang dihadapi. Bukan sekadar perubahan semu atau hanya dengan mengganti pemimpin semata, melainkan perubahan hakiki yang akan menghantarkan pada perubahan menyeluruh dalam sendi kehidupan, yaitu perubahan sistem hidup dari kapitalisme menuju sistem Islam yang akan menjadi landasan kehidupan, baik individu maupun negara.

Untuk mengubah sistem, dibutuhkan adanya muhasabah (koreksi) terhadap penguasa dari rakyatnya (Gen Z). Islam mengajarkan kepada manusia mekanisme untuk mengoreksi penguasa. Sebagaimana firman Allah:

“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa saja yang sesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).



Potensi Perubahan Hakiki

Para Gen Z memiliki potensi besar dalam perubahan dan kebangkitan umat jika perjuangan mereka diarahkan dengan pemahaman Islam. Sebagaimana para pemuda pada masa Rasulullah, mereka begitu gigih dalam mendakwahkan Islam, seperti Muhammad Al-Fatih, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka adalah pemuda yang berada di garda terdepan dalam melakukan perubahan secara hakiki. Mereka pun terdepan dalam membawa dakwah Islam yang mendorong terjadinya perubahan secara sistemik. Potensi tersebut saat ini tampak pada diri para Gen Z, yang berani bersuara melawan kezaliman, kreatif, dan sangat bersemangat menuntaskan ketidakadilan.

Yang menjadi tugas para pengemban dakwah adalah mengarahkan perjuangan mereka ke arah energi positif yang dapat menghasilkan kebangkitan, bukan sekadar perjuangan yang mengharapkan apresiasi pencitraan di media sosial. Jika demikian, maka perjuangan mereka akan terhenti hanya sebagai sebuah tren.

Untuk mewujudkan pemuda atau Gen Z yang menjadi sosok pembawa perubahan, dibutuhkan peran kita bersama melalui pendidikan dalam keluarga, masyarakat yang selalu membersamai setiap prosesnya, serta peran negara yang menerapkan sistem Islam sebagai landasan kehidupan.

Sistem kehidupan Islam memberi bekal kepada Gen Z dengan pendidikan berbasis Islam dan ilmu-ilmu yang produktif. Pendidikan Islam membentuk pemuda dengan kepribadian Islam, menanamkan pemahaman betapa pentingnya melayani umat dengan sebaik-baiknya. Sehingga, potensi Gen Z yang begitu besar, jika didukung dengan pemahaman akidah Islam yang benar, maka akan mampu melahirkan perubahan, kesadaran politik Islam, keberanian melawan kezaliman, serta kemampuan mencari solusi sesuai dengan syariat Islam.

Wallahu a‘lam bish-shawab.


*) Penggiat Literasi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.