Dan Berakhirlah Persia
#TodayinHistory Persia itu megah, dipimpin oleh seorang Kisra yang memiliki ribuan dayang dan ribuan gudang emas. Tentaranya meliputi Asia dan membuat gentar siapapun musuh-musuhnya. Ketika Rasulullah ï·º diutus sebagai Nabi dan Rasul, Persia sedang dikuasai oleh Dinasti Sassania, yang merupakan Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir pada tahun 224 hingga 651 Masehi.
Hari ini, 23 Ramadhan tahun 31 Hijriah, Khalifah Utsman bin Affan berhasil memimpin kaum Muslimin untuk membuka gerbang dakwah dengan membebaskan satu persatu kota besar di Persia. Jika kamu ingin membayangkannya, di setiap kota Persia pasti memiliki gedung-gedung tinggi yang berornamen indah. Emas bertebaran di istana raja, dan kolam-kolam menghias arsitektur kota.
23 Ramadhan menjadi ingatan sejarah, karena di hari itu Kaum Muslimin telah benar-benar mengakhiri kejayaan Kekaisaran Persia dengan tewasnya Kaisar mereka, Yadzagard. Kekaisaran besar yang jika dikonversi hari ini adalah gabungan 32 negara itu di hari setelah pembebasannya berubah menjadi pusat ilmu hadits, sains dan teknologi Kaum Muslimin di era Abbasiyah.
Masa kekuasaan Sassania dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah dunia. Dalam banyak hal periode Sassania menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir yang kemudian dikembangkan oleh Kaum Muslimin dalam hal pengetahuan dan teknologi.
Bayangkan saja, teman-teman. Di dunia, kala itu hanya ada 2 kekuatan paling besar yang memonopoli dunia. Kekaisaran Romawi dan Persia. Persia memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan Romawi selama masa Sassania, dan bangsa Romawi menganggap bangsa Persia Sassania sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka.
Islam datang membebaskan Persia dari kezaliman penguasanya, mengantarkan rakyatnya menuju kebahagiaan sejati yang adil dan sejahtera. Sebagaimana perkataan Ribi bin Amir di hadapan panglima Rustum, "kami datang untuk mengajak manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya, mengajak mereka untuk berpindah dari menyembah manusia menuju penyembahan pada Tuhannya manusia."
Hari ini, 23 Ramadhan tahun 31 Hijriah, Khalifah Utsman bin Affan berhasil memimpin kaum Muslimin untuk membuka gerbang dakwah dengan membebaskan satu persatu kota besar di Persia. Jika kamu ingin membayangkannya, di setiap kota Persia pasti memiliki gedung-gedung tinggi yang berornamen indah. Emas bertebaran di istana raja, dan kolam-kolam menghias arsitektur kota.
23 Ramadhan menjadi ingatan sejarah, karena di hari itu Kaum Muslimin telah benar-benar mengakhiri kejayaan Kekaisaran Persia dengan tewasnya Kaisar mereka, Yadzagard. Kekaisaran besar yang jika dikonversi hari ini adalah gabungan 32 negara itu di hari setelah pembebasannya berubah menjadi pusat ilmu hadits, sains dan teknologi Kaum Muslimin di era Abbasiyah.
Masa kekuasaan Sassania dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah dunia. Dalam banyak hal periode Sassania menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir yang kemudian dikembangkan oleh Kaum Muslimin dalam hal pengetahuan dan teknologi.
Bayangkan saja, teman-teman. Di dunia, kala itu hanya ada 2 kekuatan paling besar yang memonopoli dunia. Kekaisaran Romawi dan Persia. Persia memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan Romawi selama masa Sassania, dan bangsa Romawi menganggap bangsa Persia Sassania sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka.
Islam datang membebaskan Persia dari kezaliman penguasanya, mengantarkan rakyatnya menuju kebahagiaan sejati yang adil dan sejahtera. Sebagaimana perkataan Ribi bin Amir di hadapan panglima Rustum, "kami datang untuk mengajak manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya, mengajak mereka untuk berpindah dari menyembah manusia menuju penyembahan pada Tuhannya manusia."
Post a Comment