Header Ads


Munas Kadin Tetap Digelar, Pemerintah Meremehkan Pandemi Covid-19?

 

Oleh : Sinta Nesti Pratiwi (Pemerhati Masalah Umat)

Rakyatsultra.com, KENDARI – Dari data Media Center Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid- 19 Kota Kendari, Senin, (21/6/2021). Jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara , terus mengalami peningkatan dengan sebanyak 1 orang yakni, laki-laki (81) Kelurahan Andunohu, Kecamatan Poasia. kasus positif baru per tanggal 21 Juni 2021sampai hari ini dalam perawatan sebanyak 118 Orang

 

Total kasus kontak erat sebanyak 5.128 Orang. Selesai pemantauan sebanyak 5.099 orang, dan masih dalam pemantauan sebanyak 29 orang. Sedankan untuk akumulasi jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Kendari hingga Senin, (21/6/2021), sebanyak 4.803 Orang. Sementara kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Kendari, sampai hari ini sebanyak 60 Orang.

 

Dilansir dari Liputan6.com(19/6/2021), Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyatakan, pihaknya tetap berupaya Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia VIII digelar pada 30 Juni 2021.

 

Dia bersyukur mendapatkan kepercayaan dari Kadin pusat yang menunjuk Kota Kendari sebagai lokasi pelaksanaan Munas. Baginya Kadin merupakan sebuah institusi yang prestisius.

 

Sulkarnain akan memanfaatkan gelaran Munas Kadin ini sebagai tonggak membangkitkan ekonomi daerah yang turut terimbas pandemi Covid-19 setahun ke belakang.

 

“Bahwa kita bisa membuktikan Kota Kendari yang berada jauh dari ibu kota tapi juga bisa dipercaya. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan semangat masyarakat untuk mau bangkit dari situasi pandemi Covid-19 yang sudah setahun lebih kita hadapi,” kata Sulkarnain dalam keterangannya, Sabtu (19/6/2021).

 

 

Sangat disayangkan keputusan yang diambil pemerintah benar-benar mengundang petaka di kemudian hari, mengingat kasus Covid-19 kian meningkat di beberapa daerah.

 

Terlebih lagi kasus Covid-19 di wilayah Kendari terus meningkat, hanya karena alasan manfaat, pemerintah mengabaikan kesehatan serta nasib rakyatnya.

 

Apa lagi masyarakat kita masih banyak yang enggan mematuhi prokes di luar rumah. Hal ini diakibatkan karena pemerintah memberi peraturan masih setengah hati untuk menekan peningkatan Covid-19.

 

Dengan adanya pelaksanaan Munas maka otomatis menimbulkan kerumunan orang dan banyak orang dari luar wilayah akan menghadiri acara tersebut, maka akan terjadi kluster terbaru disebabkan pemerintah membuat suatu peraturan yang belum serius menekan angka pasien Covid-19 di Kendari yang terus meningkat.

 

Dalam sejarah, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah saw. Wabah itu ialah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut, salah satu upaya Rasulullah saw. adalah menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah saw. memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut. Beliau bersabda:

‏ لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ

“Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta” (HR al-Bukhari).

 

Dengan demikian, metode karantina sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw. untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul saw. membangun tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah. Peringatan kehati-hatian pada penyakit kusta juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw.

Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena kusta, seperti kamu menjauhi singa.” (HR al-Bukhari).

 

Rasulullah saw. juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninginggalkan tempat itu” (HR al-Bukhari).

 

Dikutip dalam buku berjudul, Rahasia Sehat Ala Rasulullah saw.: Belajar Hidup Melalui Hadis-hadis Nabi karya Nabil Thawil, pada zaman Rasulullah saw., jika ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus. Jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail. Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.

 

Inilah bobroknya sistem kufur. Alasan materi, menjadi penyebab utama pemerintah abai dengan nasib rakyatnya dikemudian hari, padahal 1.400 tahun lalu Rasulullah telah mencontohkan bagaimana mengatasi penyebaran wabah meluas kepada orang banyak. Wallahu a'llam bi ash shawwab.(**)

 

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.