Header Ads


LGBT, Perusakan Sistematis Aqidah dan Generasi

 


Dessy wahyu lestari

(Pegiat Literasi Kota Kendari)

Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan fenomena kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) harus ditolak. “Kehadiran komunitas LGBT tersebut juga dilarang dan tidak diizinkankan oleh pemerintah, serta harus tetap dipatuhi bagi mereka yang mencoba menghidupkan wadah itu,” kata Lodewyk saat menyampaikan pengarahan kepada para wartawan di Makodam I/Bukit Barisan, Medan, Jumat. (Kabar24.com)

Menurutnya, kaum LGBT sudah sangat berani muncul di public secara terang – terangan, sejak di legalkannya di Amerika. Dwi menambahkan, keberanian mereka muncul akibat dapat dukungan juga dari lingkungan  dan dari media, anak – anak sampai dewasa pun dapat melihat LGBT yang ditampilkan secara bebas.

Mengingat kondisi sudah seperti ini, menurutnya LGBT bukan hal yang dianggap enteng, peran orang tua, pemerintah dan lingkungan harus dapat berperan dengan sigap agar tidak terjadi perluasan. Tambahnya, Pemerintah tidak boleh  tinggal diam menyikapi persoalan ini, demi masa depan generasi muda kita, demi masa depan bangsa kita.

Mahasiswa sebagai para penerus bangsa diharapkan dapat menyikapi LGBT ini dengan baik dan dapat menjauhi LGBT. Fenomena serta isu LGBT yang marak akhir-akhir ini perlu disikapi secara benar, apalagi komunitas LGBT mulai melakukan kampanye di media sosial. Disinyalir kuat bahwa fenomena Lgbt ini mendapat suntikan dana dari negara besar untuk terus melakukan kampanyenya di negara-negara berkembang. Dana asing ini digunakan untuk membantu pemenuhan hak-hak dasar LGBT dan kampanye antikekerasan untuk LGBT. Mereka mengaku menggunakan dana asing karena DPR tidak mengucurkan dana untuk kelompok LGBT ini.

Dana gerakan LGBT juga berasal dari United Nations Development Programme (UNDP) dengan program penguatan LGBT bernama the Being LGBT in Asia Phase 2 Initiative (BLIA-2). Priogram ini didukung Kedubes Swedia di Bangkok, Thailand, dan Lembaga Pendanaan AS, USAID.

Di sisi lain, sistem Kapitalisme saat ini, sangat membuka peluang besar untuk munculnya gerakan ini karena menawarkan kebebasan lebih dibanding pada masa sebelumnya. Kebebasan ini memberikan keberanian bagi individu untuk mengekspresikan diri sebebas-bebasnya.

Para borjuis mempropagandakan konsep keluarga batih pada pertengahan abad sembilan belas. Propaganda bertujuan agar keluarga menghasilkan keturunan yang akan berperan sebagai tenaga kerja di masa depan. Bila ekspresi seksual kaum LGBT dianggap wajar, maka akan marak terjadi hubungan seksual sesama jenis.

Masa kapitalisme menjadi awal adanya represi terhadap LGBT. Pada prakapitalisme, hanya ada pelarangan aktivitas seksual yang non-prokreasi (tidak menghasilkan keturunan), semacam oral dan anal seks. Kapitalisme memiliki standar pada manfaat bukan pada benar atau salah, sehingga pemikiran ”selagi bermanfaat untuk seseorang” walaupun hal itu mampu merusaktatanan kehidupan dan bertentangan dengan agama maka itu akan dianggap benar dan boleh. Suara manusia merupakan suara agung di mata kapitalisme, karena mereka semua perbuatan dipisahkan Agama dari kehidupan.

Islam telah mengatur secara keseluruhan perbuatan manusia yang hanya berlandaskan pada Al-Quran dan Assunah. Suara Amerika terhadap LGBT tersebut menjauhkan hakikat manusia sebenarnya yang diciptakan oleh Allah SWT dari fitrahnya. Manusia diciptakan dengan membawa potensi hidup, salah satu potensinya yaitu naluri mempertahankan jenis atau Gharizah Na’u. Naluri ini juga lah yang memunculkan rasa kasih sayang dan rasa cinta diantara manusia, seperti halnya seorang ibu yang mempertahankan anaknya dengan menjaga anaknya, kemudian seorang kakak yang menjaga adiknya dengan penuh kasih sayang agar adiknya tidak tersakiti. Begitupun dengan kasih sayang diantara pria dan wanita yang disatukan dalam ikatan pernikahan pun bermaksud untuk mempertahankan jenisnya dengan melahirkan keturunannya sehingga adanya regenerasi dari keturunannya.

Itulah yang sesuai dengan fitrah manusia. Sedangkan LGBT ini merupakan hubungan antar sesama jenis yang menyalahi fitrah manusia karena tidak dapat memenuhi potensi hidupnya, Gharizah Na’u nya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.