Header Ads


Utang Dihapus, Terbitlah Proyek


Rut Sri Wahyuningsih

(Institut Literasi dan Peradaban)

 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan Indonesia mendapatkan durian runtuh, pasalnya empat negara maju menghapus utang Indonesia.  Di tengah beban utang yang mengunung,  Jerman, Italia, Australia, dan Amerika Serikat bersedia menghapus utang Indonesia.  Penghapusan utang Indonesia tersebut dilakukan lewat program debt swap.

 

Debt swap adalah cara pembayaran atau penghapusan utang yang dilakukan dengan mekanisme pertukaran utang dalam bentuk saham atau investasi kegiatan. Luky mengatakan jumlah utang yang dihapus mencapai US$ 303 juta. Sementara itu, yang sudah terealisasi sebesar US$ 261 juta dengan 175 proyek.

 

Debt swap dengan kreditur Jerman dilakukan untuk beberapa proyek seperti pendidikan, edukasi, global fund hingga kesehatan. Kemudian, proyek bersama Italia meliputi housing dan settlement. Dengan Australia, berkaitan dengan kesehatan atau debt to health untuk kesehatan. Serta dengan AS yakni debt to tropical forest.

 

Debt swap itu bersifat dua arah. Ada penawaran atau penerimaan tender. Per Agustus 2022, total utang pemerintah sebesar Rp7.236,6 triliun. Dari nilai tersebut, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) atau debt to GDP per Agustus 2022 mencapai 38,3%.

Sementara itu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Juli 2022 kembali menciut. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar US$ 400,4 miliar atau Rp 5.965,96 triliun (Rp 14.900/US$).

 

 

Dimana Letak “ Durian Runtuh” nya?

Kata-kata memang bisa dipilah-pilih, namun setiap kata mengandung makna. Yang disebut sebagai “ Durian Runtuh” dengan penghapusan utang Indonesia oleh empat negara di atas lebih tepatnya diartikan secara harfiah, kejatuhan buah durian, seberat 10 kilogram dan tepat mengenai kepala, hingga kepala pecah atau mininamal luka parah. Mengapa? Wacana penghapusan utang ternyata hanya  utang negara yang belum dibayar ditukar saham atau investasi kegiatan yang senilai dengan nominal utang yang dimaksud, seperti Australia di bidang kesehatan dan lain-lain,  Jerman di bidang pendidikan dan lain-lain, Italia Housing dan Settlement , Amerika di bidang debt foresting. Lantas apa bedanya? Malah ibarat keluar dari mulut buaya masuk lubang harimau. Makin sengsara!

 

Alih-alih muamalah dua arah, alias berbentuk  tender , dimana tender itu bisa kita yang menawarkan atau asing, namun tetap saja jatuhnya pada obyek kekayaan alam kita berikut manusianya. Lantas, rakyat bagaimana? Lantas mana peran pemerintah dan wakil rakyat ketika ada mekanisme kongkalikong begini? Kebijakan ini jelas batil, karena kembali mengabaikan nasib rakyat. Pemerintah hanya fokus pada rencana asing dan memudahkan  urusan mereka.

 

Apa yang menjadi hak rakyat yaitu sumber daya alam ternyata jadi bancakan penguasanya atas nama Debt Swap. Dan inilah ciri penting dari sistem ekonomi kapitalisme. Disaat setiap ahli ekonomi dunia memprediksi akan ada resesi di tahun 2023, Amerika dan teman-temannya telah menemukan jalan mengamankan permodalan mereka. Dengan iming-iming penghapusan utang dan barter dengan berbagai proyek, sudah bisa dihitung besaran modal mereka yang bisa dihemat. Setidaknya persediaan bahan baku hingga 50 tahun ke depan sudah aman. Negara lain krisis tak masalah, negara adidaya lah pemenangnya.

 

Lagi-lagi Indonesia masuk dalam jebakan asing. Kerjasama-kerjasama dengan mereka tak lebih dari gaya penjajahan baru ( Neo liberal) . Tak perlu bersusah payah memaksa pemerintah Indonesia untuk kesekian kalinya bekerja sama dengan asing. Karena mind set para penguasa sudah terkooptasi dengan sistem kapitalisme-demokrasi. Setiap pemimpin yang kelak terpilih secara otomatis hanya melanjutkan sistem batil ini.

 

Apakah Ada Solusi Terbaik?

Kapitalisme diprediksi akan memunculkan resesi, dan itulah alamiahnya sistem kapitalis, selalu terjadi berulang. Selama mereka masih bisa mendapatkan modal, maka kapitalisme tak pernah runtuh. Modal yang dimaksud bisa berupa riil maupun non riil, dan hari ini Banklah yang menjadi jantung pemompa permodalan. Lihat siapa pemilik Bank Dunia? Para kapitalis tingkat dewa. Dan negara berkembanglah ladang sasaran pasar bagi mereka.

 

Resesi juga dipengaruhi oleh dominasi Dollar terhadap mata uang lainnya. Mudahnya setiap negara mencetak uang agar daya beli masyarakat meningkat dan membeli produk negara kapitalis besar padahal tidak ada cadangan emas dalam setiap satu Dollarnya. Di sisi lain, ketika uang banyak di pasaran, harga barang merangkak naik, dan makin tak terjangkau. Ditutuplah dengan utang agar ekonomi tetap berjalan. Inilah yang kemudian akan memunculkan bubble economic yang menjadi bom waktu bagi negara yang terlibat utang dan kerjasama proyek asing. Bagaimana Srilanka, Yunani dan beberapa negara lainnya.

 

Harus muncul kesadaran pada setiap individu hari ini, “durian runtuh” yang diterima Indonesia sejatinya adalah malapetaka, dengan menerima penghapusan, maka kita menerima keadaan makin hancur. Kesulitan, penderitaan bahkan rakyat kian sekarat. Kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi kapitalisme harus diputuskan.

 

Islam menawarkan solusi hakiki, telah terbukti selama 1300 tahun memimpin peradaban, menyelesaikan persoalan umat manusia secara tuntas. Pandangan Islam terhadap utang luar negeri adalah haram, sebab itu adalah jalan untuk menguasai kaum Muslim, sebagaimana firman Allah berikut, “...Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS an Nisa: 141).

 

Islam mensyariatkan pengelolaan negara dan umum oleh negara, sehingga tercipta keadilan dan kesejahteraan,  tidak boleh diprivatisasi demi apapun . Apalagi dijadikan barter dengan proyek ala kapitalisme. Apa yang menjadi hak rakyat maka akan dikembalikan, baik berupa zatnya ataupun pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, masjid , jalan , jembatan dan lainnya.

 

Semua hasil pengelolaan berikut pendapatan negara lainnya dikumpulkan di Baitul mal untuk kemudian digunakan untuk kemaslahatan Umat. Kerjasama dengan negara lain, diperbolehkan asalkan bukan hubungan yang melemahkan negara.

 

Jelas untuk penerapan syariat secara Kaffah atau menyeluruh kita hanya bisa mengambil dari satu orang saja yaitu Rasulullah, sebagaimana Allah SWT berfirman,“Dan apa saja yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kalian, maka ambillah (laksanakanlah), dan apa saja yang kalian di larang untuk mengerjakannya, maka berhentilah (tinggalkanlah)! ” (Al-Hasyr: 7). Wallahu a’lam bish showab.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.