Header Ads


Kelaparan Gaza: Kebutuhan Jihad dan Khilafah Makin Mendesak

Oleh: Wa Ode Vivin*)


IndonesiaNeo, OPINI - Gaza semakin mengerikan. Gaza sudah hancur oleh agresi Israel. Mulai dari bangunan yang rata dengan tanah, puluhan ribu nyawa dibantai tanpa pandang bulu—bayi, anak-anak, dan perempuan. Puluhan ribu lainnya luka-luka, ribuan ditahan, dan jutaan orang melarikan diri dalam pengungsian serta hidup dalam kondisi kelaparan. Makanan menjadi sangat langka. Yang tersedia hanya pasta dan nasi, itupun tidak mencukupi bahkan untuk setengah dari jumlah penduduk.

Dilansir dari KompasTV.com, Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan bahwa stok makanan mereka di Jalur Gaza telah habis. Hal ini terjadi akibat blokade ketat yang membuat ratusan ribu warga Palestina kehilangan sumber makanan utama mereka.

Belum lagi setelah pengeboman terhadap satu-satunya pabrik roti yang masih berdiri, ditambah dengan harga bahan pangan yang sangat tinggi di pasaran—dan itu pun hampir habis. Ketersediaan air juga makin langka. Dapur-dapur umum tidak bisa lagi beroperasi karena kehabisan bahan makanan.

Kelaparan yang menimpa Gaza adalah bentuk kejahatan kemanusiaan. Kejahatan ini dilakukan oleh Israel yang memblokade bantuan makanan dari berbagai negara dunia. Palestina dibom, rumah-rumah dihancurkan menjadi puing-puing, lalu warganya menjadi pengungsi yang menderita kelaparan. Ini adalah kekejaman zionis yang menjadikan kelaparan sebagai senjata perang, agar rakyat Gaza tidak mampu melawan.

Ironisnya, negara-negara dunia hanya mengecam kebrutalan Zionis tanpa melakukan tindakan nyata untuk menghentikan kekejaman tersebut. Sebab, Zionis hanyalah perpanjangan tangan dari Amerika Serikat dalam proyek menghancurkan umat Islam dan negeri-negeri Muslim.

Akar masalah Palestina adalah penjajahan. Umat Muslim seharusnya tidak cukup hanya bersikap pasif dengan mengecam tanpa aksi nyata. Oleh karena itu, satu-satunya solusi atas penjajahan adalah dengan jihad melawan penjajahan Zionis.

Faktanya, berbagai solusi yang ditawarkan hingga kini tidak ada satu pun yang mampu menghentikan genosida ini. Hanya ada satu solusi yang belum ditempuh: jihad. Belum ada satu pun negeri Muslim yang berani mewujudkannya. Yang terjadi justru sebaliknya—para penguasa negeri-negeri Muslim berkhianat dan menjalin hubungan mesra dengan penjajah, di tengah kebiadaban yang dilakukan terhadap saudara seiman mereka. Mereka mengadakan berbagai perjanjian, baik ekonomi maupun politik, dengan penjajah.

Padahal Allah SWT telah berfirman:

"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-Baqarah: 190)

Namun, perintah ini tidak dijalankan, sehingga kondisi Gaza semakin mengerikan. Terlebih lagi, telah nyata bagaimana penguasa negeri-negeri Muslim justru berkhianat terhadap umat.

Solusi tuntas bagi Palestina adalah mengakhiri pengkhianatan ini dengan persatuan umat dalam naungan Khilafah. Sebagaimana Rasulullah SAW dahulu menghadapi kaum Yahudi, atau seperti dalam Perang Hittin, jihad melawan Zionis pun memerlukan kekuatan yang dipimpin oleh institusi Islam yang tegak.

Palestina hanya bisa diselamatkan dengan jihad dan Khilafah. Umat harus berjuang untuk mewujudkannya. Perjuangan itu membutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah.

Wallahu a'lam bish-shawab.


*) Aktivis Muslimah

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.